Kohistani memiliki pengikut yang relatif banyak di media sosial (medsos), dan secara teratur menyelenggarakan acara masyarakat sipil di Kabul yang menyerukan hak-hak perempuan. Dia diketahu sudah menikah dan punya satu anak.
Beberapa hari sebelum dibunuh, dia menulis di Facebook jika dirinya telah meminta perlindungan dari pihak berwenang setelah menerima ancaman.
Dia juga mengutuk gelombang pembunuhan jurnalis dan tokoh terkemuka lainnya yang sedang berlangsung.
“Afghanistan bukanlah tempat tinggal. Tidak ada harapan untuk perdamaian. Beri tahu penjahit untuk mengukur Anda, besok bisa jadi giliran Anda,” cuitnya pada November lalu.
Awal bulan ini, ISIS mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan pembawa berita dan aktivis Malalai Maiwand saat dia bepergian untuk bekerja. Malalai dibunuh karena dianggap setia kepada rezim Afghanistan yang murtad.