BANGLADESH - Kebakaran besar melalap ribuan kamp-kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh selatan Kamis (14/1) pagi.
Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan lebih dari 550 tempat penampungan - rumah bagi sekitar 3.500 pengungsi - hancur total akibat dilalap si jago merah. Termasuk 150 toko dan fasilitas milik organisasi nirlaba.
Melalui foto dan video yang diberikan seorang pengungsi Rohingya di Kamp Nayapara ke Reuters terlihat beberapa keluarga memilah-milah lembaran besi bergelombang yang hangus untuk diselamatkan. Tetapi hanya sedikit yang tersisa dari kamp yang telah berdiri selama beberapa dekade itu.
“Semua orang menangis,” ujar pengungsi Mohammed Arakani, dikutip Reuters.
“Mereka kehilangan semua harta benda mereka. Mereka kehilangan segalanya, benar-benar terbakar, mereka kehilangan semua barang mereka,” tambahnya.
Menurut para pengungsi, kobaran api menghancurkan sebagian kamp yang dihuni oleh etnis Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar.
UNHCR mengatakan pihaknya menyediakan tempat berlindung, pakaian musim dingin, makanan hangat, dan perawatan medis bagi para pengungsi yang mengungsi dari kamp di distrik Cox'’ Bazar, sebidang tanah yang berbatasan dengan Myanmar di Bangladesh tenggara.
(Baca juga: Minta Doa ke Paus Fransiskus, Bintang Playboy Ini Dikecam Netizen)
“Pakar keamanan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyelidiki penyebab kebakaran,” terang UNHCR.
Organisasi itu melaporkan tidak ada korban akibat kebakar itu.
Direktur Save the Children’s Country di Bangladesh, Onno van Manen, menyebut kebakaran sebagai “pukulan dahsyat” lainnya bagi orang-orang Rohingya yang telah mengalami kesulitan yang tak terkatakan selama bertahun-tahun.
Wakil pejabat pemerintah Bangladesh yang bertanggung jawab atas pengungsi, Mohammed Shamsud Douza, mengatakan petugas pemadam kebakaran menghabiskan waktu dua jam untuk memadamkan api. Namun sempat terhalang oleh ledakan tabung gas di dalam rumah.
Diketahui, pemerintah Bangladesh telah memindahkan beberapa ribu orang Rohingya ke sebuah pulau terpencil dalam beberapa pekan terakhir.
Lebih dari satu juta orang-orang Rohingya tinggal di kamp-kamp di daratan utama Bangladesh selatan, sebagian besar telah melarikan diri dari Myanmar pada 2017.
(Susi Susanti)