KABUL - Pemimpin Taliban di Afghanistan telah mengeluarkan dekrit yang mendesak para pemimpin dan komandan kelompok itu untuk tidak lagi melakukan poligami, atau menikahi lebih dari satu istri. Praktik itu, menurutnya, telah mengundang “kritik dari musuh-musuh Taliban”.
Menurut aturan agama Islam, seorang pria Muslim diizinkan untuk memiliki hingga empat istri sekaligus dan poligami masih legal di Afghanistan, Pakistan, dan beberapa negara yang mayoritas penduduknya Muslim.
BACA JUGA: Pelaku Poligami Kuwait Keluhkan Sulitnya Kehidupan Rumah Tangga Selama Lockdown Covid-19
Namun sumber-sumber Taliban mengatakan kepada BBC bahwa praktik tersebut meningkatkan permintaan dari para komandan atas dana untuk membayar "harga pengantin", sebuah praktik yang berlaku di banyak suku Pashtun di Afghanistan dan Pakistan di mana uang diberikan kepada keluarga seorang wanita untuk meminangnya untuk dinikahi.
Keputusan dua halaman, yang dikeluarkan atas nama pemimpin Taliban Afghanistan Mullah Hibatullah, tidak melarang pernikahan kedua, ketiga, atau keempat, tetapi memperingatkan bahwa sejumlah besar uang yang dihabiskan untuk upacara pernikahan dapat mengundang kritik dari lawan-lawan Taliban.
Keputusan tersebut memang memberikan pengecualian, mendukung pernikahan ganda bagi pria yang tidak memiliki anak, tidak memiliki anak laki-laki dari pernikahan sebelumnya, yang menikahi seorang janda, atau yang memiliki kekayaan dan kemampuan finansial keluarga untuk memiliki banyak istri.
BACA JUGA: JK Ajak Ulama Indonesia Terlibat Dalam Upaya Perdamaian di Afghanistan
Keputusan tersebut mengatakan bahwa dalam keadaan seperti itu, seorang pria yang ingin menikah dengan banyak istri harus meminta izin dari atasan langsungnya sebelum mengatur pernikahan lain.
Sumber-sumber Taliban mengatakan kepada BBC bahwa surat itu telah didistribusikan kepada anggotanya di Afghanistan dan Pakistan.
Keputusan tersebut dikeluarkan pada momen politik yang sensitif bagi Taliban dan Afghanistan, ketika kelompok militan itu melakukan pembicaraan dengan pemerintah mengenai masa depan negara itu. Sumber mengatakan kepemimpinan Taliban prihatin atas tuduhan korupsi terhadap anggota yang berusaha mengumpulkan dana untuk menopang rumah tangganya yang besar.