Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Berburu Kekayaan Uang Jarahan Sang Diktator

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Jum'at, 29 Januari 2021 |06:35 WIB
Berburu Kekayaan Uang Jarahan Sang Diktator
Foto: Reuters
A
A
A

Pada Juni 2014, Liechtenstein mengirimkan uang US$277 juta (Rp3,9 triliun) ke Nigeria.

Enam tahun kemudian, tepatnya pada Mei 2020, US$308 juta (4,3 triliun) dari rekening-rekening di Pulau Jersey juga dikembalikan ke Nigeria. Itu terjadi setelah pemerintah Nigeria sepakat uang tersebut akan dipakai mendanai pembangunan Jembatan Niger Kedua, jalan tol Lagos-Ibadan, dan jalan Abuja-Kano.

Beberapa negara lainnya belum mengembalikan uang jarahan Abacha.

Monfrini mengaku masih menantikan US$30 juta (Rp423 miliar) dikembalikan dari Inggris, US$144 juta (Rp2,03 triliun) di Prancis, dan US$18 juta (Rp254 miliar) di Pulau Jersey.

Itu sisanya, "tapi Anda tidak akan tahu"," ujarnya.

Secara keseluruhan, Monfrini mengaku upayanya telah mengembalikan US$2,4 miliar (Rp33,9 triliun) ke Nigeria.

"Awalnya orang-ornag berkata Abacha mencuri setidaknya US$4-US$5 miliar. Saya tidak percaya. Saya meyakini kurang lebih kami mengambil sebagian besar apa yang mereka sempat miliki."

Dia mendengar rumor bahwa keluarga Abacha tidak lagi terlalu kaya.

Atau, dia mengibaratkan, "Mereka tidak berenang dalam uang seperti yang mereka lakukan di masa lalu".

Menengok ke belakang, Monfrini tampak puas atas hasil kerjanya.

"Saat saya berbincang dengan anak saya yang banyak tentang kasus ini, saya beritahu ke mereka bawa saya menemukan uang tersebut dan saya memblokir uang tersebut. Saya membujuk aparat untuk mengejar orang-orang ini dan mengembalikan uang kepada negara demi kebaikan rakyat Nigeria."

"Kami telah merampungkan tugas".

Siapa Sani Abacha?

• Bergabung dengan militer Nigeria dalam perang sipil

• Tokoh kunci dalam dua kudeta, kemudian menjadi menteri pertahanan pada Agustus 1993

• Menjadi kepala negara setelah melakukan kudeta militer pada November 1993

• Pemerintahannya dituduh melakukan berbagai pelanggaran HAM

• Keanggotaan Nigeria dalam Persemakmuran dibekukan setelah mengeksekusi sembilan pegiat HAM pada 1995

• Meninggal tiba-tiba pada 8 Juni 1998, dalam usia 54 tahun

• Ayah dari 10 anak

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement