Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Berburu Kekayaan Uang Jarahan Sang Diktator

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Jum'at, 29 Januari 2021 |06:35 WIB
Berburu Kekayaan Uang Jarahan Sang Diktator
Foto: Reuters
A
A
A

NIGERIA - Sani Abacha diketahui menjadi Presiden Nigeria melalui kudeta militer pada 1993.

Ketika dia meninggal dunia, sang dikator itu dikabarkan meninggalkan uang jarahan sebanyak puluhan triliun rupiah di sejumlah wilayah.

Hal ini memicu perburuan harta selama dua dekade. Pria yang dipekerjakan untuk mengembalikan uang itu ke Nigeria bercerita kepada wartawan BBC, Clare Spencer, mengenai upayanya.

Pada September 1999, pengacara asal Swiss bernama Enrico Monfrini menjawab panggilan telepon yang akan mengubah perjalanan hidupnya selama 20 tahun ke depan.

“Dia menelepon saya tengah malam dan bertanya apakah saya bisa datang ke hotel tempatnya menginap. Dia mengatakan ada sesuatu yang penting. Saya berkata: 'Ini sudah larut malam, tapi OK,” terangnya.

Lawan bicaranya ternyata adalah seorang petinggi pemerintah Nigeria.

(Baca juga: AS Rilis Peringatan Ancaman Serangan Teroris dari Orang-orang yang Tak Puas dengan Hasil Pilpres)

  • 'Bisakah Anda menemukan uang itu?'

Monfrini mengatakan pejabat tersebut sengaja dikirim ke Jenewa oleh presiden Nigeria saat itu, Olusegun Obasanjo, untuk merekrutnya. Obasanjo ingin agar Monfrini mendapatkan kembali uang yang dicuri Abacha, pemimpin Nigeria dari 1993 sampai tutup usia pada 1998.

Sebagai pengacara, Monfrini punya sejumlah klien di Nigeria sejak 1980-an. Klien-kliennya itu berbisnis kopi, kakao, dan komoditas lainnya.

Dia curiga klien-kliennya tersebut yang merekomendasikan namanya kepada pemerintah.

"Dia [pejabat Nigeria] bertanya: 'Bisakah Anda menemukan uang itu dan bisakah Anda memblokir uang itu? Dapatkah Anda mengatur agar uang tersebut dikembalikan ke Nigeria?'

(Baca juga: Israel Khawatir dengan Perubahan Kebijakan AS di Timur Tengah)

"Saya berkata: 'Ya'. Padahal saya tidak tahu banyak soal tersebut pada saat itu. Saya harus belajar dengan cepat, dan saya melakukannya."

Pada langkah awal, kepolisian Nigeria menyerahkan rincian beberapa rekening bank Swiss yang sudah ditutup. Rekening-rekening tersebut tampaknya menyimpan uang yang dicuri Abacha dan kroni-kroninya, tulis Monfrini dalam buku bertajuk Recovering Stolen Assets.

Menurutnya, investigasi awal yang dirilis kepolisian pada November 1998 menemukan bahwa lebih dari US$1,5 miliar (Rp21,2 triliun) dicuri Abacha dan kroni-kroninya.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement