Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kudeta Militer, Facebook Cs Diblokir di Myanmar

Intan Rakhmayanti Dewi , Jurnalis-Kamis, 04 Februari 2021 |11:34 WIB
Kudeta Militer, Facebook Cs Diblokir di Myanmar
Kudeta militer di Myanmar (Foto: Reuters)
A
A
A

MYANMAR  - Penyedia layanan internet, termasuk telekomunikasi milik negera Myanmar, MPT, menutup akses Facebook pada Kamis (4/2/2021), seiring pengambilalihan pemerintah oleh militer yang terjadi.

Sebuah surat yang diposting online oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi Myanmar mengatakan layanan tidak akan tersedia hingga 7 Februari demi 'stabilitas'.

“Berkaitan dengan situasi saat ini, orang-orang yang mengganggu stabilitas negara ... sedang menyebarkan berita palsu dan informasi yang salah dan menyebabkan kesalahpahaman dengan menggunakan Facebook,”tulis surat Kementerian tersebut, dikutip dari Reuters.

Beberapa pengguna di Myanmar melaporkan bahwa mereka tidak dapat mengakses beberapa layanan Facebook. 

Kelompok pemantauan jaringan NetBlocks mengatakan, pemblokiran dilakukan oleh provider negara MPT yang memiliki pengguna hingga 23 juta orang.

(Baca juga: Tato Kucing Peliharaannya, Wanita Ini Tuai Kemarahan di Medsos)

Perlu diketahui, 53 juta orang Myanmar atau sekitar setengan populasi menggunakan Facebook. Beberapa orang juga mengeluhkan pemblokiran ini menyebabkan akses kepada aplikasi lainnya seperti Instagram dan WhatsApp juga terganggu.

Juru bicara Facebook Andy Stone mengakui adanya pemblokiran di Myanmar.

“Kami mendesak pihak berwenang untuk memulihkan konektivitas sehingga orang-orang di Myanmar dapat berkomunikasi dengan keluarga dan teman mereka serta mengakses informasi penting,” katanya.

(Baca juga: Kanada Tunjuk Proud Boys Sebagai Entitas Teroris)

Pada hari Selasa (2/2), militer memperingatkan agar tidak memposting soal rumor di media sosial yang dapat memicu kerusuhan dan menyebabkan ketidakstabilan.

Penyelidik hak asasi manusia PBB sebelumnya mengatakan ujaran kebencian di Facebook telah memainkan peran kunci dalam mengobarkan kekerasan di Myanmar.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement