Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gembong Narkoba Terbesar Kedua di Thailand yang Hasilkan Rp980 Triliun, Dibekuk Polisi

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 09 Februari 2021 |12:24 WIB
Gembong Narkoba Terbesar Kedua di Thailand yang Hasilkan Rp980 Triliun, Dibekuk Polisi
Gembong narkoba ditangkap di Thailand (Foto: CNN)
A
A
A

  • Veteran narkoba

Tse dan Lee menjadi subjek perhatian AFP karena banyakny otoritas penegak hukum di seluruh dunia yang meminta menangkap mereka.

Para penyelidik memperkirakan mereka akan didakwa terkait dengan impor obat-obatan terlarang satu dekade lalu.

Kedua pria itu memasok obat-obatan ke sebuah jaringan obat bius yang berbasis di Melbourne dan direkam dalam penyadapan yang mengarahkan pemimpin jaringan tersebut, Suky Lieu.

Putusan hakim yang menolak upaya Lieu untuk mengurangi hukuman penjaranya mengatakan Lieu memiliki toko kelontong kecil di Asia dan secara teratur berhubungan dengan pemasok obatnya yang berbasis di Hong Kong, menggunakan sebanyak 60 telepon dan kartu SIM dan berbicara dalam kode.

Putusan mengatakan Lieu adalah pemimpin jaringan obat bius. Tse dan Lee tidak disebutkan dalam putusan tersebut.

Kedua penyelidik mengatakan kepada Reuters jika Lee ditangkap di Sydney pada 1980-an, diduga sebagai manajer kurir heroin. Dia tidak pernah diadili karena saksi kunci meninggal. Reuters tidak dapat mengkonfirmasi ini secara independen.

Lee dijatuhi hukuman 140 bulan penjara pada tahun 1998 karena memainkan "peran pengawasan" dalam konspirasi untuk mengimpor heroin ke Amerika Serikat (AS).

Lee - diekstradisi dari Thailand untuk menghadapi dakwaan - menghabiskan waktu di penjara Elkton di Ohio sementara Tse dipenjara di sana.

Tse dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara karena konspirasi terpisah untuk mengimpor heroin ke AS.

Catatan Biro Penjara AS menunjukkan keduanya dibebaskan dari Elkton dalam waktu satu bulan satu sama lain setelah menyelesaikan hukuman mereka.

Polisi mencurigai Lee yang dianggap memainkan peran kunci untuk sindikat yang mengawasi operator laboratorium obat di Negara Bagian Shan di Myanmar utara dan secara teratur melakukan perjalanan ke sana.

Negara Bagian Shan, yang sebagian besar dikendalikan oleh kelompok-kelompok etnis bersenjata, telah menjadi pusat produksi obat-obatan terlarang di Segitiga Emas Asia Tenggara selama beberapa dekade.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement