Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Pelaut Belanda Bertolak dari Jakarta untuk Mencari Benua yang Hilang

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Selasa, 02 Maret 2021 |06:38 WIB
Kisah Pelaut Belanda Bertolak dari Jakarta untuk Mencari Benua yang Hilang
Kisah pelaut Belanda (Foto: Universal History Archive)
A
A
A

BELANDA - Butuh waktu 375 tahun bagi para ilmuwan untuk menemukan benua kedelapan di dunia, walaupun keberadaannya selama ini ada di depan mata. Namun, hingga kini misteri masih menyelimutinya.

Pada 1642, Abel Tasman sedang menjalankan sebuah misi. Ia adalah pelaut Belanda berpengalaman, memiliki kumis yang flamboyan, janggut lebat, dan gemar main hakim sendiri — dalam perjalanan itu, misalnya, saat mabuk ia mencoba menggantung beberapa awak kapalnya.

Tasman sangat yakin tentang keberadaan sebuah benua besar di belahan Bumi bagian selatan, dan bertekad untuk menemukannya.

Pada saat itu, sebagian besar dari dunia ini masih sangat misterius bagi orang-orang Eropa. Namun mereka memiliki keyakinan tak tergoyahkan bahwa ada daratan luas di sana — yang sebelumnya dinamai Terra Australis — yang mengimbangi benua mereka di bagian utara Bumi.

Keteguhan ini berakar kuat sejak zaman Romawi Kuno, namun baru sekarang lah ada yang bertekad mengujinya.

(Baca juga: Kisah Bidan yang Membantu Para Ibu Melahirkan di Daerah "Gangster")

Maka, pada 14 Agustus 1642, Tasman mengawali perjalanannya dari markas perusahaannya di Jakarta, Indonesia. Dengan dua kapal, mereka menuju ke barat, lalu ke selatan, lalu ke timur, sampai mereka berakhir di Pulau Selatan, Selandia Baru.

Pertemuan pertamanya dengan suku lokal Māori tak berjalan dengan baik: pada hari kedua, beberapa orang mendayung kano dan menabrak kapal kecil yang bertugas menyampaikan pesan di antara kedua kapal Belanda.

Bentrokan ini menyebabkan empat orang Eropa tewas. Setelah itu, pasukan Eropa menembakkan meriam ke 11 kano Māori lainnya — tak jelas apa yang terjadi pada mereka.

Dan itulah akhir misi Tasman. Dengan sedikit ironi, ia kemudian menamai lokasi tersebut Teluk Moordenaers (atau Pembunuh), dan berlayar pulang beberapa pekan kemudian. Ia bahkan tak pernah menginjakkan kaki di daratan baru itu.

(Baca juga: Kudeta Myanmar, Aung San Suu Kyi Muncul di Pengadilan Pertama Kalinya)

Meskipun Tasman yakin bahwa ia telah menemukan benua besar di selatan itu, ternyata kenyataan tak seindah yang diangankannya. Dia tak pernah kembali ke sana.

Pada masa itu, keberadaan Australia sudah diketahui, tapi orang-orang Eropa mengira itu bukanlah benua legendaris yang mereka cari. Belakangan, saat mereka berubah pikiran, mereka menamainya Australia, yang diambil dari Terra Australis.

Tanpa disadari Tasman, selama ini dia benar. Memang ada sebuah benua yang hilang.

Pada 2017, sekelompok ahli geologi menjadi tajuk berita utama ketika mereka mengumumkan penemuan Zealandia — Te Riu-a-Māui dalam bahasa Māori.

Sebuah benua dengan luas 1,89 juta mil persegi (4,9 juta km persegi), yang berarti enam kali lebih besar dari Madagaskar.

Ensiklopedia, peta, dan mesin telusur dunia bersikukuh hanya ada tujuh benua selama ini, namun tim tersebut dengan yakin memberi tahu dunia bahwa fakta itu salah.

Ada delapan benua — dan benua yang baru ditemukan ini memecahkan banyak rekor, sebagai benua yang terkecil, tertipis, dan termuda di dunia.

Dipercaya 94% bagiannya terbenam di bawah laut, dengan sejumlah pulau, seperti Selandia Baru, yang menjorok keluar dari kedalaman samudra. Benua ini tersembunyi di depan mata kita selama ini.

"Ini adalah contoh bagaimana sesuatu yang sangat jelas, membutuhkan waktu lama untuk terungkap," ujar Andy Tulloch, ahli geologi dari Crown Research Institute GNS Science Selandia Baru, yang merupakan bagian dari tim yang menemukan Zealandia.

Tapi ini baru permulaan. Empat tahun berlalu, dan benua itu masih diselimuti teka-teki. Rahasianya terjaga dengan ketat 2km di bawah permukaan laut.

Bagaimana ia terbentuk? Apa yang dulu hidup di sana? Dan sudah berapa lama ia berada di bawah laut?

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement