Tuduhan tersebut dapat mempersulit upaya pemerintahan baru Presiden AS Joe Biden untuk mengatasi penyebab migrasi dari Amerika Tengah dengan menginvestasikan USD4 miliar di wilayah tersebut, termasuk Honduras.
Dalam serangkaian tweet pada Senin, Hernandez mengatakan bahwa pengedar narkoba memberikan kesaksian palsu terhadapnya kepada otoritas AS sebagai balas dendam terhadap pemerintahnya dan untuk mengurangi hukuman mereka. Dia mengatakan kerja sama anti-narkotika Honduras akan dirugikan jika pihak berwenang AS mempercayainya.
Jaksa penuntut mengatakan Fuentes Ramirez mulai memperdagangkan sejumlah kecil narkoba pada 2009, tetapi baru pada 2013, ketika dia bermitra dengan Hernandez, yang saat itu menjadi calon presiden, bisnisnya mulai "berkembang".
Jaksa penuntut menuduh bahwa Fuentes Ramirez melaporkan "langsung ke Tony Hernandez," saudara laki-laki presiden, yang dihukum di pengadilan federal di Manhattan atas perdagangan narkoba dan dakwaan senjata terkait pada Oktober 2019.
Dalam persidangan itu, jaksa penuntut AS mengatakan Presiden Hernandez telah menerima jutaan suap dari pengedar narkoba.
(Rahman Asmardika)