YERUSALEM – Pejabat Hamas memperkirakan gencatan senjata dalam konflik berdarah Israel-Palestina bisa segera terjadi dalam 24 jam ke depan, atau esok hari waktu setempat. Gencatan senjata ini terjadi ketika para pemimpin dunia menekan kedua belah pihak untuk mengakhiri pertempuran.
Seorang pemimpin Hamas pada Rabu (19/5) menggambarkan "suasana positif" di sekitar pembicaraan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel. Hal ini terjadi berkat dukungan dari “saudara Mesir dan Qatar”.
Lalu bagaimana respon Israel? Ditanya di radio publik Kan Israel apakah gencatan senjata akan dimulai pada Jumat esok, Menteri Intelijen Eli Cohen menampik hal tersebut.
"Tidak. Kami pasti melihat tekanan internasional yang sangat signifikan ... kami akan menyelesaikan operasi ketika kami memutuskan bahwa kami telah mencapai tujuan kami,” tegasnya.
PM Israel Benjamin Netanyahu, yang berbicara dengan Biden melalui telepon pada Rabu (19/5), mengatakan Israel ingin mencapai "pencegahan yang kuat" untuk mencegah kelompok Islam Hamas yang berkuasa di Gaza dari konfrontasi di masa depan.
(Baca juga: Menlu RI Bertemu Presiden Majelis Umum dan DK PBB Bahas Isu Palestina)
Televisi Al Jazeera yang berbasis di Qatar melaporkan bahwa utusan perdamaian Timur Tengah PBB Tor Wennesland bertemu dengan kepala Hamas Ismail Haniyeh di Qatar.
Diketahui, kekhawatiran terus berkembang atas situasi kemanusiaan yang memburuk, ketika konflik berkecamuk selama 10 hari yang telah menyebabkan 220 orang tewas, termasuk lebih dari 60 anak. Sedangkan dari Israel 12 orang tewas, termasuk dua anak.
Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) mengatakan pada Selasa (18/5) jika 11 anak di Gaza antara usia 5 tahun dan 15 tahun telah berpartisipasi dalam program perawatan trauma sebelum serangan udara Israel menewaskan mereka di rumah.
(Baca juga: Heroik, Bocah 11 Tahun Berhasil Kalahkan Penculik yang Bawa Pisau)