Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Konflik Palestina-Israel: Sheikh Jarrah, Wilayah Sengketa yang Rentan Picu Pertikaian

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Kamis, 27 Mei 2021 |08:46 WIB
Konflik Palestina-Israel: Sheikh Jarrah, Wilayah Sengketa yang Rentan Picu Pertikaian
Sheikh Jarrah yang disengketakan (Foto: AFP)
A
A
A

Saat gencatan senjata diumumkan setelah 11 hari pertikaian, warga Palestina di Jerusalem merayakan apa yang dilihat beberapa orang sebagai kemenangan Hamas.

"Bukan kebetulan, bahwa Kompleks Al-Aqsa dan Sheikh Jarrah adalah pemicu dari konflik yang berakhir dengan kekerasan ini," kata Daniel Seidemann, seorang pengacara Israel yang telah mencatat aktivitas permukiman Yahudi di Jerusalem Timur selama 30 tahun.

"Ada upaya bersama untuk menggusur warga Palestina yang tinggal di sana, dan menggantikan mereka dengan pemukim yang termotivasi dengan apa yang ditulis di kitab suci. Itulah yang terjadi,” ungkapnya.

Dia mengatakan orang Yahudi dan Arab sama-sama mengungsi pada 1948. Tapi hanya itu kesamaan keduanya.

"Ada satu kota, satu perang, dua bangsa, masing-masing kehilangan properti,” terangnya.

"Seseorang bisa merebut properti; yang lainnya tidak. Itu adalah dosa turunan Sheikh Jarrah,” jelasnya.

Seidemann mengatakan penargetan empat wilayah Arab - dua di Sheikh Jarrah dan dua di Silwan, bagian selatan kota - mencerminkan upaya pertama Israel dalam penggusuran warga Palestina secara besar-besaran di Jerusalem setelah perang 1967.

Dan dia mengatakan, prosesnya bergejolak.

"Jerusalem ibaratnya adalah radioaktif, dan penggusuran adalah radioaktif. Kedua hal tersebut kemudian disatukan," katanya.

Kembali ke taman, Adel dan Samira terancam diusir pada 1 Agustus mendatang.

Mereka hanya punya beberapa bulan lagi untuk memenangkan atau kehilangan hak atas rumah yang telah mereka tempati selama 47 tahun.

Adel mengatakan ini bukan pertarungan yang adil.

"Ini sudah jelas, bahwa kami tidak akan bertarung dengan warga pemukim. Kami bertarung dengan pemerintah," katanya.

"Kami tak punya kekuatan untuk bertarung dengan pemerintah Israel,” tegasnya.

Hamas mungkin akan berperang memperebutkan masa depan Jerusalem, tapi bagi 28 keluarga di Sheikh Jarrah, situasi mereka tak pernah berubah sebelum atau sesudah pertikaian.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement