AUSTRALIA - Ratusan orang ditangkap dalam penggerebekan di seluruh dunia terhadap geng kriminal terorganisir. Tindakan itu buah penyelidikan tiga tahun dengan menggunakan aplikasi yang dirancang Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI). Di Australia, hasil penggerebekan yang disebut Operasi Ironside dibeberkan pada Selasa (8/6). Pada hari yang sama, FBI dan Europol, badan penegak hukum Uni Eropa, juga mempresentasikan temuan mereka.
Terduga anggota geng pengedar narkoba telah ditangkap di 18 negara di Asia, Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, dan Timur Tengah.
Australia adalah salah satu negara pertama yang mengungkapkan penggerebekan itu. Komisaris Polisi Federal Australia Reece Kershaw, Selasa, memaparkan penggerebekan itu yang diberi nama sandi Operasi Ironside.
“Kami menuduh mereka adalah anggota geng motor liar, mafia Australia, sindikat kriminal Asia dan organisasi kriminal sadis dan terorganisir. Kami menduga mereka telah menyelundupkan obat-obat terlarang ke Australia dalam skala industri. Sayangnya, geng kriminal menarget Australia karena Australia adalah salah satu negara yang paling menguntungkan di dunia untuk menjual narkoba,” jelasnya.
(Baca juga: Melonjaknya Kasus Covid-19, Tempat-tempat Ibadah Jadi Pusat Karantina)
Sejak 2018, pihak berwenang di Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat telah menggunakan aplikasi terenkripsi, yang dikenal sebagai ANOM, untuk melacak kriminal terorganisir. Teknologi itu dirancang FBI.
Agen yang menyamar mendistribusikan ponsel yang dilengkapi aplikasi ANOM itu ke kriminal, yang kemudian menyebarkannya ke kaki tangan mereka. Penyebaran itu memungkinkan penyelidik membaca jutaan pesan singkat yang membeberkan dugaan plot pembunuhan, rencana impor narkoba dalam jumlah yang sangat besar, dan skema kejahatan lainnya.