YERUSALEM - Para pejabat Israel mengatakan pada Selasa (8/6/2021) bahwa mereka akan mengizinkan pawai kelompok sayap kanan di Kota Tua Yerusalem untuk digelar pekan depan dengan syarat tertentu. Keputusan itu diambil sehari setelah polisi melarang rute acara tersebut karena khawatir akan menyalakan kembali konflik antara Israel dan militan Palestina di Gaza.
Beberapa kelompok sayap kanan Israel telah merencanakan prosesi pengibaran bendera melalui Gerbang Damaskus Kota Tua yang berdinding dan masuk ke kawasan Muslim pada Kamis (10/6/2021). Rencana itu memicu reaksi dari Hamas di Gaza yang memperingatkan akan konflik baru jika pawai itu dilanjutkan.
BACA JUGA: Parlemen Israel Ambil Suara Sahkan Pemerintahan Baru Pekan Depan, Lengserkan Netanyahu
Kelompok sayap kanan membatalkan pawai Kamis setelah polisi menolak izin mereka. Tetapi setelah pertemuan kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Selasa, kantor PM mengatakan para menteri telah menyetujui pawai dapat diadakan minggu depan jika penyelenggara dan polisi mencapai kesepakatan. Masalah utamanya adalah rute.
"Parade akan berlangsung Selasa mendatang (15 Juni) dalam format yang akan disepakati antara polisi dan penyelenggara parade," kata pernyataan dari kantor Netanyahu sebagaimana dilansir Reuters.
Netanyahu kemungkinan akan kehilangan kekuasaannya pada Minggu (13/6/2021) ketika parlemen Israel dijadwalkan memberikan suara untuk menyetujui pemerintahan baru dari koalisi berbagai partai.
BACA JUGA: Korut Kecam Israel Ubah Gaza Jadi 'Rumah Jagal Manusia', Bantai Anak-anak
Jika pemungutan suara itu berhasil, terserah kepada calon perdana menteri Naftali Bennett dan mitranya pemimpin oposisi Yair Lapid untuk memutuskan apakah akan melanjutkan pawai.
Tal Schneider, seorang reporter politik terkemuka di Israel, mengatakan di Twitter: "Parade bendera telah ditunda hingga 15 Juni, dua hari setelah pemerintah dilantik, yang berarti itu akan membuat Naftali Bennett pusing."