NEW YORK - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Senin (21/6), mengatakan Somalia, Kongo, Afghanistan, dan Suriah menempati urutan teratas zona konflik paling berbahaya bagi anak-anak. PBB mencatat hampir 60 persen dari semua pelanggaran yang masuk dalam daftar hitam tahunan negara-negara di mana anak-anak menderita pelanggaran berat ada di empat negara itu.
"Anak-anak tidak dapat dijadikan prioritas terakhir dalam agenda internasional atau kelompok individu yang paling tidak dilindungi di planet ini," Virginia Gamba, perwakilan khusus PBB untuk anak-anak dalam konflik bersenjata, kepada wartawan dalam peluncuran laporan itu, Senin (21/6).
Gamba menyampaikan pelanggaran paling luas pada 2020 mencakup perekrutan dan penggunaan anak-anak oleh pasukan keamanan dan kelompok bersenjata termasuk pembunuhan dan tindakan yang melukai anak-anak.
(Baca juga: Gembong Narkoba Siksa dan Bunuh Musuh, Mayatnya Digantung Tanpa Pakaian di Jembatan)
"Kami sangat khawatir dengan meningkatnya penculikan anak-anak sebesar 90 persen dibanding tahun-tahun sebelumnya, termasuk peningkatan pemerkosaan dan bentuk-bentuk kekerasan seksual lainnya. Itu tercatat mengalami peningkatan 70 persen dibanding tahun-tahun sebelumnya," tambahnya.