Laporan itu menyebutkan lebih dari 3.200 anak dipastikan telah diculik selama konflik berlangsung pada 2020, dan sedikitnya 1.268 telah menjadi korban kekerasan seksual.
(Baca juga: Viral, Pendaki Berhubungan Seks di Ketinggian 1.981 Meter di Atas Gunung)
Dari sejumlah pelanggaran terburuk, Gamba mengungkapkan Somalia mengalami "pelanggaran terbanyak sejauh ini," terutama yang dilakukan oleh kelompok teroris al-Shabab. Di Afghanistan, ia menjelaskan Taliban bertanggung jawab atas dua pertiga pelanggaran, termasuk pemerintah dan sisanya adalah milisi yang pro-pemerintah.
Myanmar juga menempati peringkat tinggi dalam daftar pelanggaran berat, termasuk jumlah tertinggi anak-anak yang direkrut dan dimanfaatkan. Sedangkan Yaman mencapai angka tertinggi untuk anak-anak yang terbunuh atau menderita cacat.
Serangan terhadap sejumlah sekolah dan rumah sakit tetap tinggi tahun lalu mencapai angka 856, sebagian besar di Afghanistan, Kongo, Suriah dan Burkina Faso.
(Susi Susanti)