JERMAN - Jerman telah menarik pasukan terakhir yang ada di Afghanistan, mengakhiri penempatan pasukan bersama Amerika Serikat (AS) dan koalisi selama dua puluh tahun di wilayah yang dikoyak perang itu.
Militer AS dan NATO berencana menarik sepenuhnya pasukan militer mereka dari negara itu selambat-lambatnya pada 11 September, sesuai perintah Presiden Joe Biden. Proses penarikan secara resmi sudah dimulai pada 1 Mei lalu.
Jerman mengumumkan penarikan pasukannya secara diam-diam tidak lama setelah 250 tentara Jerman terakhir diterbangkan Selasa malam (29/6) dari pangkalan mereka di bagian utara Afghanistan.
“Setelah penempatan selama hampir 20 tahun, tentara terakhir Bundeswehr telah meninggalkan Afghanistan malam ini,” ujar Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer dalam sebuah pernyataan yang dicuitnya.
“Mereka sedang dalam perjalanan pulang. Babak bersejarah akan segera berakhir, penempatan pasukan secara intensif yang menantang dan membentuk Bundeswehr dan membuktikan dirinya dalam pertempuran,” tambahnya.
(Baca juga: Macron Akan Buka KTT Kesetaraan Gender)
Kramp-Karrenbauer menyampaikan terima kasih pada 150.000 personil laki-laki dan perempuan yang telah menjadi bagian dari misi di Afghanistan itu sejak tahun 2001, dengan mengatakan mereka berhak bangga atas pencapaian itu.
Menurut pihak angkatan bersenjata, Jerman kehilangan 59 tentara, 39 di antaranya dalam pertempuran atau serangan pemberontak.
Jerman masih memiliki sekitar 1.100 tentara di Afghanistan. Mereka merupakan bagian dari pasukan non-kombatan dalam misi militer pimpinan NATO yang bertugas untuk melatih, memberi nasehat dan membantu tentara Afghanistan melawan kelompok pemberontak Taliban.
 (Baca juga: Arab Saudi Membuka Diri dengan Pariwisata Non Religi)