ISRAEL - Peraturan yang melarang orang-orang Yahudi berdoa di sebuah lokasi yang diperebutkan di Yerusalem tidak akan diubah oleh Perdana Menteri (PM) baru Israel Naftali Bennett. Pernyataan itu dikeluarkan kantor PM pada Senin (19/7), sebagai penegasan bahwa ia menarik kembali komentar yang memicu reaksi marah sehari sebelumnya.
Bennett, telah menimbulkan kekhawatiran pada Minggu (18/7) ketika ia mengatakan bahwa Israel berkomitmen untuk melindungi kebebasan beribadah orang-orang Yahudi di kompleks di puncak bukit itu. Di bawah praktik lama, orang-orang Yahudi diizinkan mengunjungi, tetapi tidak untuk berdoa di lokasi yang mereka sebut sebagai Bukit Bait Suci, dan oleh umat Islam merupakan tempat suci Masjid Al Aqsa.
Orang-orang Palestina dan otoritas Islam di situs tersebut khawatir bahwa Israel perlahan-lahan mencoba untuk menguasai daerah tersebut, dan pernah mengeluhkan bahwa orang-orang Yahudi terus berdoa di sana. Ketegangan masih tetap tinggi di sana setelah kerusuhan turut memicu perang 11 hari Israel-Hamas pada Mei lalu.
(Baca juga: Inggris Cabut 'Lockdown' Covid-19, Rayakan Hari Kebebasan)
Terlepas dari ungkapan Bennett, status quo tetap berlaku, menurut seorang pejabat di kantor perdana menteri yang tidak berwenang untuk berbicara ke publik dan meminta namanya dirahasiakan.