“Berikan sebuah ruang, bahwa informasi yang kita dapatkan di ruang digital itu ada kemungkinan salah. Bahkan ketika yang menyebarkan itu adalah orang yang kita kenal.”
“Jadi kalau kita belum mendapatkan sumbernya secara langsung, kemudian juga kita masih ragu, maka crosscheck dulu ke sumber-sumber yang sudah jelas dan juga kepada, situs-situs atau pun sumber yang menyediakan klarifikasi atas periksa fakta,” imbaunya.
Sebelumnya, Septiaji menyampaikan berdasarkan catatan Mafindo, selama tahun 2020, jumlah hoaks dua kali lipat lebih banyak dibanding 2019 (tahun politik). 37 persen dari jumlah tersebut merupakan hoaks terkait dengan isu kesehatan.
(Khafid Mardiyansyah)