KABUL - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani bersumpah untuk kembali ke negaranya untuk "melanjutkan perjuangannya demi hak dan nilai-nilai rakyat."
Pada Minggu (15/8/2021), Ghani meninggalkan Afghanistan ketika Taliban menguasai Ibu Kota Kabul setelah pasukan pemerintah Afghanistan melarikan diri atau menyerah.
BACA JUGA: Kabur dari Taliban, Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Muncul di Uni Emirat Arab
Dalam pernyataan video perdananya setelah muncul di Uni Emirat Arab (UAE), Ghani menyatakan bahwa dia meninggalkan negara itu untuk menghindari pertumpahan darah di Kabul, di tengah kemajuan Taliban.
"Saya sedang berkonsultasi untuk kepulangan saya ke Afghanistan sehingga saya dapat melanjutkan upaya untuk keadilan, nilai-nilai Islam, dan nasional yang sejati," kata dia.
Ghani mengatakan bahwa dia tidak berniat untuk melarikan diri dari Afghanistan atau hidup di pengasingan.
BACA JUGA: Diplomat Tuduh Presiden Afghanistan Bawa Lari Rp2,4 Triliun Kas Negara
"Saya ingin mengalihkan kekuasaan ke Taliban secara damai. Tetapi saya diusir dari Afghanistan di luar keinginan saya," ujar Ghani.
“Saya diberitahu bahwa Taliban ada di Kabul… Ada kesepakatan bahwa Taliban tidak akan memasuki Kabul. Tetapi mereka melakukannya. Saya tidak ingin digantung karena, sebagai presiden, saya adalah kehormatan Afghanistan. Saya tidak takut mati," ujar Ghani kemudian.
Dia juga membantah tuduhan melarikan diri dengan sejumlah besar uang tunai. Menurut dia, tudingan tersebut adalah upaya "pembunuhan karakter".