Seorang pejabat AS mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ledakan itu disebabkan oleh pembom bunuh diri.
Sebelumnya, Australia, Amerika Serikat, dan Inggris termasuk negara yang merilis peringatan tersebut kepada warga mereka. Adapun warga yang telah berada di luar bandara diimbau untuk meninggalkan area itu secepatnya.
Lebih dari 82.000 orang telah diangkut menggunakan pesawat dari Kabul, setelah kota itu jatuh ke tangan Taliban 10 hari lalu.
Sejumlah negara bergegas mengevakuasi warga mereka serta orang-orang Afghanistan sebelum tenggat pada 31 Agustus mendatang.
Taliban menolak memperpanjang tenggat tersebut, namun berjanji mengizinkan warga asing dan warga Afghan untuk meninggalkan negara itu setelah 31 Agustus, menurut Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken.
"Saat ini terdapat ancaman serangan teroris yang sangat besar,” ujar Menlu Australia Marise Payne pada Kamis (26/08).
Pernyataan itu mengemuka setelah Deplu AS mengimbau warganya yang menunggu di Gerbang Abbey, Gerbang Timur, atau Gerbang Utara Bandara Kabul untuk "segera pergi".
Pemerintah Inggris mengeluarkan imbauan serupa, yaitu agar warga di sana "menjauh ke lokasi aman dan menunggu anjuran selanjutnya".
Kemlu Inggris mengatakan situasi keamanan di Afghanistan "tetap berbahaya" dan ada "ancaman besar serangan teroris".
Menurut Departemen Pertahanan AS, ada sekitar 10.000 orang sedang menunggu dievakuasi dari Kabul menggunakan pesawat-pesawat AS. Dikhawatirkan masih ada ribuan orang Afghanistan yang ingin meninggalkan negara mereka, namun tidak bisa mencapai bandara.
(Susi Susanti)