KABUL – Ibu Kota Kabul dan banyak wilayah Afghanistan terancam mengalami kegelapan di tengah musim dingin yang akan segera melanda negara Asia Tengah itu. Ini dikarenakan Taliban yang berkuasa tidak lagi membayar iuran dan tunggakan kepada pemasok listrik Afghanistan.
Daud Noorzai, yang mengundurkan diri sebagai kepala eksekutif otoritas energi listrik negara, Da Afghanistan Breshna Sherkat (DABS), memperingatkan bahwa situasi tersebut dapat menyebabkan bencana kemanusiaan, demikian dilaporkan The Wall Street Journal (WSJ).
BACA JUGA:Â Taliban Sita Rp1,7 Triliun Uang dan Emas dari Mantan Pejabat Afghanistan
Noorzai telah mengundurkan diri hampir dua minggu setelah pengambilalihan Taliban pada 15 Agustus. Dia sekarang tetap berhubungan dekat dengan pejabat DABS.
"Konsekuensinya akan berlaku di seluruh negeri, tetapi terutama di Kabul. Akan ada pemadaman listrik dan itu akan membawa Afghanistan kembali ke Abad Kegelapan dalam hal kekuasaan dan telekomunikasi," kata Noorzai.
"Ini akan menjadi situasi yang sangat berbahaya."
Impor listrik dari negara-negara tetangga seperti Uzbekistan, Tajikistan dan Turkmenistan menyumbang setengah dari konsumsi listrik di Afghanistan.
Menurut WSJ, produksi dalam negeri terkena dampak kekeringan tahun ini. Sesuai laporan, Afghanistan tidak memiliki jaringan listrik nasional, dan Kabul hampir sepenuhnya bergantung pada listrik impor dari Asia Tengah.
BACA JUGA: Afghanistan Akan Segera Keluarkan Paspor
Saat ini yang terjadi, listrik berlimpah di Kabul karena Taliban tidak lagi menyerang jalur transmisi dari Asia Tengah. Namun, segalanya bisa berubah jika pemasok Asia Tengah yang hubungannya dengan Taliban menurun, memutuskan untuk memutus hubungan dengan DABS karena tidak membayar.
Beberapa badan PBB dan badan dunia lainnya telah menyuarakan keprihatinan serius tentang situasi ekonomi yang mengerikan di negara itu, yang berisiko memperburuk krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung.