Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Minggu (3/10/2021) mengatakan Afghanistan menghadapi "krisis kemanusiaan yang serius dan keruntuhan sosial-ekonomi yang membayangi" yang akan terbukti berbahaya bagi kawasan dan keamanan internasional.
"Afghanistan adalah salah satu negara termiskin di dunia, dengan lebih dari sepertiga penduduknya hidup dengan kurang dari USD2 (sekira Rp28 ribu) per hari. Selama bertahun-tahun, sangat bergantung pada bantuan asing: pada 2020, bantuan internasional menyumbang 43 persen dari PDB negara dan 75 persen gaji yang dibayarkan untuk pegawai negeri berasal dari bantuan asing," tulis Borrell dalam sebuah posting blog.
Secara khusus, Borell mencatat bahwa bantuan digunakan untuk membiayai defisit perdagangan sekitar 30 persen dari PDB. "Afghanistan harus mengimpor hampir semua produk industri, semua bahan bakar fosil dan sebagian besar gandum yang diperlukan untuk memberi makan negara yang jauh dari swasembada dan yang telah sangat terpengaruh oleh kekeringan.
(Rahman Asmardika)