Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Bambang S. Prayitno menyampaikan pula perlunya pencermatan bersama antara BMKG dan Badan Geologi untuk mengidentifikasi zona-zona yang Rawan Tsunami Non Tektonik akibat erupsi gunungapi atau longsor laut, pada peta beresolusi cukup tinggi. Hal ini juga akan didukung oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).
“Jadi untuk mewujudkan Peringatan Dini yang lebih cepat, tepat dan akurat, memang diperlukan kolaborasi multi lembaga sebagaimana ditetapkan dalam Perpres no 93 tahun 2019 tentang Penguatan dan Pengembangan Sistem Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami,” ujarnya.
Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono mengatakan siap mendukung kajian operasional dan sharing data untuk memperkuat Early Warning System Tsunami akibat kejadian non-tektonik, patahan aktif, dan lainnya.
"Data kita sangat diperlukan masyarakat untuk peringatan dini sehingga pihak-pihak di hilirnya bisa mengantisipasi dan menyelamatkan masyarakat," pungkasnya.
(Fahmi Firdaus )