"Setiap lima tahun itu publik tersuguhkan berita-berita yang saling menjatuhkan antar partai politik. Jalan-jalan mulai dipenuhi spanduk yang bertumpuk-tumpuk sampai tidak lagi bisa dibaca atau dilihat jelas," ujar Prabu Revolusi, Kamis (25/11/2021).
Ia juga mengungkapkan potensi politik uang dan politik pecah belah kerap terjadi setiap pelaksanaan pemilu.
"Belum lagi kita bicara politik uang, saling tuduh melakukan serangan fajar bagi-bagi uang jalan untuk memilih kandidat tertentu akan mulai marak. Ditambah lagi ruang digital kita juga semakin sesak dengan saling cerca, menjagokan yang satu tapi merendahkan yang lain," ungkap Prabu Revolusi.
Menjawab persoalan bangsa dalam politik dan pemilihan calon anggota wakil rakyat tersebut, Prabu Revolusi mengungkapkan diperkirakan sebuah terobosan. Terobosan itu kata dia dihadirkan Partai Perindo melalui mekanisme konvensi rakyat.
Baca Juga : Hary Tanoesoedibjo Jamin Caleg Hasil Konvensi Rakyat Perindo Tak Khianati Mandat
"Konvensi rakyat yang diusung Partai Perindo harus bisa menjernihkan suasana pemilu, membawa suasana baru, suasana perubahan dalam berpolitik kita sebagai bangsa," ujar Prabu Revolusi.
Ia mengatakan, politik pemilihan yang lebih santun, bermartabat, dan memberdayakan masyarakat pemilih untuk terbebas dari tekanan paksaan memilih karena uang saku menjadi landasan konvensi rakyat.