JAKARTA – Iran mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengambil langkah hukum menuntut pertanggung jawaban Amerika Serikat (AS) atas pembunuhan Komandan Pasukan Quds Jenderal Qasem Soleimani di Irak. Desakan itu disampaikan Iran memperingati dua tahun pembunuhan tersebut.
Jenderal Soleimani bersama enam orang lainnya tewas akibat serangan udara AS di Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020. Presiden AS saat itu Donald Trump mengakui bahwa militernya bertanggung jawab atas serangan tersebut, mengatakan bahwa pembunuhan Soleimani dilakukan untuk “menyelamatkan banyak nyawa warga AS”.
BACA JUGA: Mengenal Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Elite Iran yang Tewas dalam Serangan AS
Pembunuhan Jenderal Soleimani itu ditanggapi Iran dengan rangkaian serangan roket ke sejumlah pangkalan AS di Irak yang menyebabkan sejumlah korban luka-luka. Iran juga mengambil sejumlah langkah untuk mengadili pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam apa yang disebut Teheran sebagai “aksi terorisme” itu.
“Setelah aksi teroris pemerintah AS, pemerintah Republik Islam Iran mengambil berbagai langkah dengan tujuan mengejar pelaku teror ini di semua tingkat domestik, regional dan internasional. Berikut merupakan sebagian langkah-langkah hukum yang telah diambil oleh Republik Islam Iran berkaitan dengan teror Mayjen Qasem Soleimani oleh AS,” demikian disampaikan Kedutaan Besar Iran di Jakarta dalam keterangan persnya, Senin (3/1/2022).
BACA JUGA: Iran Eksekusi Mata-Mata CIA yang Terlibat dalam Kematian Jenderal Soleimani
Terkait hal ini, Iran telah mendesak PBB untuk mengambil langkah hukum formal terhadap AS atas pembunuhan Jenderal Soleimani.
Dalam sebuah surat kepada Majelis Umum PBB pada Sabtu (2/1/2022), departemen hukum kantor kepresidenan Iran menyerukan PBB menggunakan “semua inisiatif hukum dalam kewenangannya,” termasuk “pengadopsian resolusi” untuk mengutuk pembunuhan semacam itu dan untuk “mengambil langkah-langkah untuk mencegah kejahatan semacam itu di masa depan”.