2. Ferdinand Marcos
Ferdinand Marcos pernah menjabat sebagai presiden Filipina dari tahun 1972-1986, sebelum diberhentikan lewat revolusi yang dilakukan rakyat Filipina. Selama masa kediktatorannya, Marcos meraup uang negara sekitar USD7 miliar (Rp100 triliun) hingga USD14 miliar (Rp201 triliun).
Dilansir dari Aljazeera, Filipina diperkirakan akan membayar utang warisan dari era Marcos hingga tahun 2025. Selama 20 tahun berkuasa, Marcos gagal mereplikasi ekonomi Filipina dan industri global, yang muncul di negara tetangga Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura.
3. Mobutu Sese Seko
Menjabat sebagai Presiden Republik Kongo dari tahun 1965 hingga 1997, Mobuti Sese Seko membuat masyarakat Kongo menderita berkepanjangan.
Pada tahun 1971, Mobutu mengganti nama Kongo menjadi Zaire dan mendesak orang-orang untuk mengadopsi kostum nasional rancangannya sendiri.
Selama rezimnya, Mobutu dikenal karena nepotisme, berbelanja ke Paris, dan menggelapkan dana pemerintah. Diketahui, Mobutu telah menggelapkan dana hingga USD4 miliar (Rp57 triliun). Negara tersebut telah mengalami inflasi yang tinggi, utang berlebihan, dan devaluasi mata uang.
(Susi Susanti)