JAKARTA - Pada 20 Januari 1981, Iran melepaskan 52 warga negara Amerika Serikat (AS) yang ditahan di Kedutaan Besar AS di Teheran dan mengakhiri krisis penyanderaan yang telah berlangsung selama 444 hari.
Krisis ini bermula pada 4 November 1979 setelah AS memberikan suaka kepada Shah Iran Mohammad Reza Pahlevi yang disingkirkan dalam Revolusi Islam.
BACA JUGA: Peristiwa 11 Februari: Revolusi Islam Iran dan Lahirnya Thomas Alva Edison
Para pemuda dan pelajar pendukung Revolusi Islam Iran menuntut Pahlevi, yang berada di New York untuk menjalani perawatan kanker, untuk dipulangkan ke Iran dan diadili atas tuduhan kejahatan yang dilakukan selama dia berkuasa.
Keputusan Washington memberikan suaka kepada Pahlevi dipandang sebagai bentuk keterlibatan AS dalam kejahatan yang dilakukan Sang Shah selama berkuasa dari 1941 hingga dia digulingkan pada 1979.
Marah dengan tindakan Washington, para pelajar Iran kemudian menyerbu Kedubes AS di Teheran dan menahan semua orang yang ada di sana. Situasi penyanderaan tersebut diambil alih oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Khomeini yang menolak melepaskan semua sandera yang ditahan, bahkan setelah Dewan Keamanan PBB mendesak diakhirinya krisis dengan suara bulat.
BACA JUGA: Inggris si "Setan Kecil" untuk Iran
Setelah dua pekan penyerbuan Kedubes AS, Ayatollah Khomenei melunak dan melepaskan para sandera yang bukan warga AS, dan sandera warga AS dari kalangan minoritas dan perempuan.
Pemerintahan Presiden Jimmy Carter berusaha menyelesaikan krisis penyanderaan ini melalui jalur diplomatik. Namun, upaya pembicaraan gagal, sehingga memaksanya menggunakan jalur militer dengan menyetujui misi penyelamatan yang dinamakan Operation Eagle Claw atau Operasi Cakar Elang.