“Harus diingat bahwa pernikahan bukanlah lelucon, dan kantor catatan sipil bukanlah tempat untuk bercanda,” terangnya.
“Ini adalah tempat di mana sebuah keluarga baru diciptakan. Dan biasanya, orang tergerak oleh acara tersebut. Mereka bahkan mungkin menangis. Tapi kalau orang serius dengan acara itu, pasti tidak ada yang menertawakan,” lanjutnya.
Menurut Isaenko, tersenyum diperbolehkan, tetapi tidak ada yang lucu tentang upacara pernikahan, yang merupakan "momen khidmat dan khidmat."
“Tata cara upacara hanya menyatakan tidak boleh mengganggu upacara, termasuk tertawa, berteriak, dan berbicara keras. Ya, pernikahan adalah momen yang menyenangkan, tetapi tidak boleh ada kebingungan, ”jelasnya.
"Saya tidak tahu upacara khusyuk di mana Anda bisa tertawa,” ujarnya.
(Susi Susanti)