KIEV – Presiden Volodymr Zelensky mengatakan bahwa Ukraina bisa menarik janji, yang telah dipegang selama puluhan tahun, untuk tidak memiliki senjata nuklir dan mulai mengembangkan senjata pemusnah massal tersebut. Hal ini disampaikan Zelensky di tengah ketegangan yang semakin meningkat dengan Rusia.
Berbicara pada konferensi keamanan Munich pada Sabtu (19/2/2022), Zelensky menunjukkan bahwa pada 1994 Ukraina bergabung dengan Memorandum Budapest dan menyerahkan senjata nuklirnya dengan imbalan jaminan keamanan, menunjukkan bahwa langkah tersebut dapat dibatalkan jika diancam oleh negara tetangga Rusia.
BACA JUGA: Tegang dengan Rusia, Ukraina Ancam Kembangkan Senjata Nuklir
“Hari ini kami tidak memiliki senjata atau keamanan. Kami telah kehilangan bagian dari wilayah kami, yang lebih luas dari Swiss, Belanda, Belgia. Dan, yang paling penting, kami telah kehilangan jutaan warga negara kami.,” kata Zelensky sebagaimana dilansir RT.
Dia juga mengatakan bahwa Ukraina mencoba untuk memulai konsultasi dengan negara-negara penjamin dari Memorandum Budapest tiga kali sebagai bagian dari upaya untuk meninjau persyaratannya. Namun, menurutnya sejauh ini upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
"Hari ini Ukraina akan melakukannya untuk keempat kalinya," katanya, menekankan bahwa dia telah memerintahkan Menteri Luar Negerinya Dmitry Kuleba untuk meminta konsultasi tetapi itu akan menjadi upaya terakhir dari pihak Ukraina.
BACA JUGA: Putin Tegaskan Warga Ukraina dan Rusia adalah Bersaudara
"Jika itu tidak terjadi atau tidak ada keputusan konkret mengenai jaminan keamanan untuk negara kita, Ukraina berhak untuk percaya bahwa Memorandum Budapest tidak berfungsi dan semua keputusan paket 1994 telah dipertanyakan," kata Zelensky. .
Pemimpin Ukraina itu menggarisbawahi bahwa “kecaman kolektif” oleh sekutu Barat sejauh ini belum berubah menjadi “tindakan kolektif.”