Menjawab pertanyaan setelah pidato, Zelensky mengatakan bahwa dia tidak setuju dengan "pemimpin satu negara besar" tentang masalah sanksi potensial terhadap Rusia. Dia menjelaskan ketidakpuasannya dengan pernyataan rekannya dengan mengatakan: “Kami tidak membutuhkan sanksi ketika kami sudah ditembaki, ketika perbatasan hilang, ketika negara kami sudah diduduki. Apa manfaat sanksi ini bagi kita setelahnya?”
Selama beberapa bulan terakhir, negara-negara Barat telah berulang kali menuduh Rusia atas dugaan rencana untuk menyerang Ukraina, tudingan yang dengan tegas disangkal oleh Moskow. Pada Jumat (18/2/2022), pihak berwenang dari dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur mengklaim bahwa Kiev merencanakan serangan militer ke wilayah mereka. Pejabat Ukraina juga telah membantah klaim ini.
Presiden Zelensky menegaskan bahwa Perjanjian Minsk, yang siap menjadi peta jalan untuk proses perdamaian, telah "ditulis dengan buruk" dan tidak menguntungkan Ukraina. Sebaliknya, Zelensky ingin melihat dokumen baru, yang akan ditandatangani oleh “negara-negara besar”, termasuk Rusia dan Amerika Serikat (AS), yang akan berisi beberapa klausul tentang jaminan keamanan untuk Ukraina.
(Rahman Asmardika)