“Ini penting, karena ini menunjukkan sifat dan kedalaman hubungan China-Rusia,” kata Sun. “Jika China mengetahui invasi Rusia, maka China menjadi kaki tangan. Kami tidak dapat berharap China akan menanggapi dengan cara konstruktif.”
Hubungan China-Rusia telah berkembang semakin dekat sepanjang tahun lalu, tetapi Chinamenempatkan dirinya pekan ini sebagai mediator antara Rusia dan Ukraina yang terpecah oleh perang dan bukannya sebagai pendukung Moskow.
Hubungan China dengan Rusia masih tergolong sebagai “prioritas sangat tinggi,” kata Andrew Small, peneliti senior di kelompok advokasi trans-Atlantik German Marshall Fund. Keduanya bersaing dengan Washington selama Perang Dingin dan telah kembali bersekutu lagi menghadapi Barat dalam beberapa tahun terakhir.
China mungkin berharap Rusia akan menang cepat di Ukraina, sebagaimana yang terjadi dalam perang-perang sebelumnya, ujar Small.
China mungkin memiliki setidaknya firasat mengenai rencana Rusia bagi Ukraina sebelum Olimpiade dan mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menunda serangan agar tidak mengalihkan perhatian dari pesta olahraga itu, kata Alexander Vuving, profesor di Daniel K. Inouye Asia-Pacific Center for Security Studies di Hawaii.
Para pemimpin di Beijing tidak dapat dengan mudah memengaruhi keputusan menyeluruh Putin mengenai apakah akan menginvasi Ukraina, lanjut Vuving.
“Apa yang China dapat lakukan adalah membujuk Putin untuk menunda serangan hingga setelah Olimpiade, yang memang dilakukan Putin. Jadi saya pikir ini realistis dan ini mengindikasikan level kerja sama yang sangat tinggi antara China dan Rusia,” katanya.
(Khafid Mardiyansyah)