Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Bela Perang ke Ukraina, Putin: Orang Donbass Bukan Anjing Liar

Susi Susanti , Jurnalis-Minggu, 06 Maret 2022 |17:00 WIB
Bela Perang ke Ukraina, Putin: Orang Donbass Bukan Anjing Liar
Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Reuters)
A
A
A

RUSIAPresiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow telah mencoba melakukan semua yang bisa dilakukan untuk mempertahankan integritas wilayah Ukraina dan, pada saat yang sama, melindungi kepentingan rakyat Donetsk dan Lugansk. Namun Putin menegaskan  Kiev telah memblokade Donbass, menindas rakyatnya, dan menembaki wilayah Donbass.

“Dengar, orang-orang di Donbass bukanlah anjing liar. Antara 13.000 dan 14.000 orang telah terbunuh selama bertahun-tahun. Lebih dari 500 anak tewas atau lumpuh. Dan yang sangat tidak bisa ditoleransi adalah apa yang disebut Barat yang 'beradab' memilih untuk tidak menyadarinya selama delapan tahun itu," lanjutnya.

Dia menjelaskan pemerintah Kiev telah menggelar operasi militer skala besar di Donbass. Setelah mereka gagal, perjanjian Minsk telah ditandatangani oleh kedua belah pihak, yang menetapkan peta jalan untuk keluar secara damai dari konflik.

Baca juga: Putin Jelaskan Alasan Serang Ukraina, Netralisir Ancaman Nyata dari Kiev dan NATO

Karena alasan itulah, Putin memutuskan mengirim pasukan Rusia ke Ukraina. Meski menjadi keputusan sulit namun keputusan ini diambil tanpa keraguan.

Baca juga: Peringatkan Ambisi Nuklir Ukraina, Putin: Ancaman Benar-Benar Nyata

Serangan itu diluncurkan pada 24 Februari atas perintah Putin. Mayoritas negara-negara Barat menganggapnya “tidak dapat dibenarkan” dan “melanggar hukum,” dan sejak itu memberlakukan sanksi keras terhadap Rusia.

Dia menjelaskan bahwa situasi di Ukraina telah lepas kendali menyusul apa yang dia sebut sebagai “kudeta inkonstitusional” pada 2014 yang dianggap didukung secara aktif oleh Barat.

“Mereka tidak menyembunyikan ini, dan secara terbuka mengatakan bahwa mereka telah menghabiskan USD5 miliar (Rp72 triliun) untuk itu,” tegasnya.

Putin menjelaskan kala itu pergantian rezim ditolak oleh beberapa bagian Ukraina. Sementara Krimea bersatu kembali dengan Rusia melalui referendum, para pembangkang di wilayah tenggara Donetsk dan Lugansk kemudian “menghadapi penganiayaan’.

Presiden menyebutkan beberapa masalah lain yang menurutnya sangat memprihatinkan bagi Rusia, termasuk kurangnya jaminan bahwa Ukraina tidak akan diterima di NATO. Dia telah mengutip alasan yang sama pada 24 Februari, sebelum meluncurkan apa yang disebut Kremlin sebagai “operasi militer khusus” terhadap Kiev.

Barat tetap tidak yakin dengan argumen ini dan telah menanggapi dengan sanksi keras terhadap Moskow. Beberapa negara bahkan memberlakukan sanksi secara pribadi ke Putin.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement