Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Paus Sebut Krisis Ukraina Sebagai Perang Bukan Operasi Militer, Kirim 2 Kardinal

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 07 Maret 2022 |13:17 WIB
Paus Sebut Krisis Ukraina Sebagai Perang Bukan Operasi Militer, Kirim 2 Kardinal
Paus Fransiskus (Foto: AP)
A
A
A

VATIKAN - Paus Fransiskus pada Minggu (6/3) menyebut “operasi militer” Rusia di Ukraina sebagai perang yang menyebabkan kematian, kehancuran dan kesengsaraan. Dia pun mengirim dua kardinal ke Ukraina.

Paus sebelumnya dikritik karena tidak secara langsung menyalahkan Rusia dan Presiden Vladimir Putin atas pertumpahan darah tersebut.

"Di Ukraina, sungai darah dan air mata mengalir. Ini bukan hanya operasi militer tetapi perang yang mengarah pada kematian, kehancuran, dan kesengsaraan," kata Paus dalam pidatonya pada Minggu (6/3) di Lapangan Santo Petrus, dikutip Reuters. Pidato Paus ini merujuk pada deskripsi Moskow tentang konflik tersebut sebagai operasi militer daripada “perang” konvensional.

 Baca juga: Paus Kecam Keras Perang di Ukraina, Serukan Koridor Kemanusiaan Sambut Pengungsi

“Perang adalah kegilaan; tolong berhenti, lihat kekejaman ini!” ujarnya.

Dia memberi tahu dirinya mengirim dua kardinal ke negara yang dilanda perang sebagai tanda “kehadiran Paus.”

Baca juga:  Paus Sampaikan Doa bagi Solusi Damai di Ukraina

Sebelum pecahnya permusuhan di Ukraina, Paus berulang kali menyerukan perdamaian, tetapi menolak untuk secara terbuka menyebut Rusia sebagai agresor.

Demikian juga ketika pertempuran pecah awal bulan ini, dia tetap berpegang pada netralitas tradisional Vatikan, menyerukan evakuasi warga sipil dari zona pertempuran, mendesak Rusia dan Ukraina untuk bernegosiasi, dan menawarkan jasanya sebagai mediator.

Paus telah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melalui telepon, dan pekan lalu bertemu dengan duta besar Rusia untuk Takhta Suci. Namun, pembacaan pertemuan hanya mengatakan bahwa Paus mengunjungi duta besar untuk menyatakan keprihatinannya tentang perang.

Netralitas Paus tidak dimiliki oleh semua pejabat tinggi Vatikan. AP melaporkan dalam wawancara dengan beberapa surat kabar Italia minggu ini, Sekretaris Negara Vatikan Kardinal Pietro Parolin menggambarkan perang sebagai ‘dilepaskan oleh Rusia melawan Ukraina’. Di tempat lain, beberapa umat Katolik Eropa telah mengambil sikap menuduh jika Rusia melakukan perang ke Ukraina.

Sementara utu, Kepala konferensi uskup Polandia, Stanisław Gądecki, menulis kepada Kepala Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, minggu ini, mendesak Kirill untuk “menyerukan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghentikan perang yang tidak masuk akal melawan rakyat Ukraina.”

“Saya meminta Anda dengan cara yang paling sederhana untuk menyerukan penarikan pasukan Rusia dari negara berdaulat yaitu Ukraina,” terangnya.

Dia meminta Kirill untuk mengimbau tentara Rusia agar tidak ambil bagian dalam perang yang tidak dinilai tidak adil tersebut.

Paus bukan satu-satunya tokoh internasional yang menawarkan untuk menengahi antara Ukraina dan Rusia. Setelah dua putaran pembicaraan damai antara pejabat Rusia dan Ukraina di Belarusia gagal menghentikan pertempuran, Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett terbang ke Moskow pada Sabtu (5/3) untuk melakukan pembicaraan di Kremlin dengan Putin, sebelum berbicara dengan Zelensky melalui telepon.

Kembali ke Tel Aviv pada Minggu (6/3), Bennett mengatakan dalam rapat kabinet bahwa menyelesaikan konflik Ukraina adalah “tugas moral” Israel.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement