LONDON – Pejabat senior Barat menduga Presiden Rusia Vladimir Putin mengidap kanker atau penyakit parkinson, yang menjelaskan penampilannya yang tampak “bengkak” dalam beberapa waktu terakhir. Penampilan Putin diduga disebabkan efek samping dari steroid yang dia konsumsi untuk pengobatan kedua penyakit tersebut.
Mengutip sumber yang dekat dengan Kremlin, intelijen Barat sedang menyelidiki laporan bahwa “perilaku yang semakin tidak menentu” dari Presiden berusia 69 tahun itu, ditambah dengan penampilannya yang semakin gemuk menunjukkan efek dari penggunaan obat-obatan.
Mereka mengajukan teori bahwa Putin mungkin menderita kanker dan perawatan medis yang dia terima telah mengubah keseimbangan pemikirannya, demikian dilaporkan Mirror.
Sumber itu juga mengutip keputusan Putin untuk melakukan isolasi diri secara fisik dari tamu-tamunya karena efek obat-obatan pada sistem kekebalan tubuhnya.
Hal itu terlihat saat Putin menerima kedatangan Presiden Prancis Emmanuel Macron bulan lalu. Saat itu Macron harus duduk di ujung meja sepanjang hampir 4 meter selama pertemuan dengan Putin.
“Hanya sumber manusia yang dapat menawarkan kepada Anda gambaran kaya yang kami miliki tentang kondisi kejiwaan Putin,” kata seorang sumber keamanan kepada Mail On Sunday.
“Ada perubahan yang dapat diidentifikasi dalam pengambilan keputusannya selama lima tahun terakhir ini. Orang-orang di sekitarnya melihat perubahan nyata dalam keyakinan dan kejelasan dari apa yang dia katakan dan bagaimana dia memandang dunia di sekitarnya.”
BACA JUGA:Â Pakar: Cara Berjalan Putin Bukan Parkinson, Tapi Tanda Naluri Pembunuh
Putin juga sebelumnya dituding mengonsumsi steroid yang membuat penggunanya lebih agresif.
Mantan Menteri Luar Negeri Inggris David Owen mengatakan dia mencurigai penggunaan steroid karena perubahan bentuk wajah Putin, yang bisa disebabkan oleh obat penambah otot.
"Lihat wajahnya, lihat bagaimana itu berubah - dia sekarang memiliki wajah oval,” kata Owen kepada Times Radio.
Follow Berita Okezone di Google News