LVIV – Pengeboman terus menerus yang dilakukan pasukan Rusia terhadap beberapa kota di Ukraina memaksa warga memakamkan puluhan korban warga sipil di kuburan massal.
Di Mariupol, kota pelabuhan utama Ukraina yang telah luluh lantak oleh bombardir dalam setidaknya dua pekan terakhir, beberepa lokasi kuburan massal telah digali secara tergesa-gesa untuk memakamkan para korban tewas.
BACA JUGA: Melihat dari Dekat Perjuangan Tentara Ukraina: Kalau Kharkiv Jatuh, Seluruh Negara Akan Jatuh!
"Kami tidak dapat mengubur (para korban) di makam pribadi, karena pemakaman tersebut berada di luar kota dan perimeter dikendalikan oleh pasukan Rusia," kata Wakil Wali Kota Mariupol Serhiy Orlov kepada BBC melalui telepon.
Beberapa lokasi, termasuk pemakaman kota yang sudah tidak digunakan lagi, kini telah dibuka kembali, kata Orlov.
Pada Minggu (13/3/2022), dewan kota mengatakan jumlah korban sipil telah meningkat di atas 2.100.
Bombardir Rusia yang berat telah mencegah evakuasi massal dari Mariupol, meskipun ada upaya untuk membuka rute kemanusiaan yang aman untuk jalan keluar warga.
Orlov tidak bisa memberikan jumlah total warga sipil yang tewas dikuburkan di kuburan massal, tetapi mengatakan 67 mayat berada di satu lokasi.
"Ada beberapa kami yang tidak dapat kami identifikasi tetapi kami beberapa memiliki dokumen," ujarnya.
Dalam beberapa kasus, orang-orang mengubur anggota keluarga mereka secara pribadi di halaman atau kebun.
Orlov mengatakan bahwa pembersih jalan dan tim perbaikan telah mengumpulkan mayat-mayat dari jalanan kota.
"Beberapa orang tewas selama pengumpulan itu. Kami tidak memiliki listrik, atau pemanas, sanitasi, air, makanan selama 11 hari," katanya.
Sebuah kuburan massal juga digali sekira 600 kilometer di pinggiran Ibu Kota Kiev, di dekat sebuah gereja di Kota Bucha. Menurut anggota parlemen lokal Mykhailyna Skoryk-Shkarivska, kuburan massal itu berisi 60 mayat.