Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Melihat dari Dekat Perjuangan Tentara Ukraina: Kalau Kharkiv Jatuh, Seluruh Negara Akan Jatuh!

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Sabtu, 12 Maret 2022 |05:58 WIB
Melihat dari Dekat Perjuangan Tentara Ukraina: Kalau Kharkiv Jatuh, Seluruh Negara Akan Jatuh!
Tentara Ukraina, Eugene. (Foto: BBC)
A
A
A

MILITER di Kota Kharkiv mampu menghalau iring-iringan kendaraan lapis baja Rusia, pada beberapa hari pertama invasi Rusia ke Ukraina berlangsung. Sejak saat itu, kota tersebut dihantam serangan udara dan gempuran artileri setiap malam yang menyebabkan puluhan warga sipil tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

Wartawan BBC Quentin Sommerville dan juru kamera Darren Conway meliput selama satu pekan bersama pasukan Ukraina yang mencoba menahan laju tentara Rusia.

Korban pertama dalam perang adalah waktu. Tanyakan kepada serdadu muda di garis depan, kapan serangan terjadi? Atau kepada perempuan tua yang berbaring di ranjang Rumah Sakit, kapan rumahnya kena gempuran artileri?

Mereka akan melihat Anda dengan tatapan kebingungan. Apakah 24 jam lalu? Atau 48 jam lalu? Hari-hari sudah bercampur menjadi satu, kata mereka.

Di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, waktu bersifat elastis. Kota itu dekat perbatasan Rusia sehingga gempuran artileri dan serangan pesawat tidak berhenti.

Bagi warga kota tersebut, dua pekan terakhir seakan berjalan lama dan tak henti tapi suasana damai rasanya seperti kemarin.

Salju sejauh mata memandang di bagian utara pinggiran Kota Kharkiv. Letnan Yevgen Gromadsky mengangkat tangan kanannya seperti memberi aba-aba. "Tembak," kata pria berusia 21 tahun itu mengiringi suara letusan artileri dari posisinya.

Sesaat kemudian giliran tangan kirinya seperti memberi peringatan. "Waspada," cetusnya. Suara gempuran artileri Rusia dari posisi mereka yang terpaut 900 meter lantas menggelegar di ladang tertutup salju.

Saling gempur antara kedua pasukan berlangsung tanpa jeda di desa yang luluh lantak ini. "Tembak, waspada, tembak, waspada," demikian kata Letnan Gromadsky berulang kali.

Kami baru berjumpa pada satu sore, tapi saya sudah tahu bahwa ayah sang letnan, Oleg, meninggal dunia pekan lalu ketika mempertahankan Kharkiv.

Baca juga: "Merdeka atau Mati", Ketika Anak Muda Ukraina Terinspirasi Sumpah Pemuda Indonesia

Letnan Gromadsky berasal dari keluarga militer, bahkan dia adalah tentara generasi ketujuh. Dia berencana punya keturunan yang bisa menjadi tentara generasi kedelapan di Ukraina merdeka.

Menurutnya, pertempuran berlangsung dengan taktik seperti ini: "Kelompok-kelompok penyabotase berupaya meninjau lini depan kami karena pertempurannya menghadapi tank secara langsung. Jadi awalnya mereka menembakkan mortir, lalu tank menembaki posisi kami."

Taktik bendera putih

Kami terus bergerak di sepanjang garis depan dari satu posisi ke posisi lain. Di dalam kendaraan lapis bajanya, sebuah helm tentara Rusia menggantung di langit-langit. Adapun peluncur granat berguling di lantai selagi kendaraan melaju.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement