Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Apa Isi Kepala Putin? Para Mata-Mata Barat Ini Punya Jawabannya

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Sabtu, 26 Maret 2022 |05:32 WIB
Apa Isi Kepala Putin? Para Mata-Mata Barat Ini Punya Jawabannya
Vladimir Putin. (Foto: Sputnik)
A
A
A

PEMIMPIN Rusia Vladimir Putin sudah terjebak dalam dunia tertutup buatannya sendiri, demikian yang diyakini kalangan mata-mata Barat. Dan itu membuat mereka khawatir.

Selama bertahun-tahun mereka berusaha masuk ke dalam pikiran Putin, untuk lebih memahami niatnya.

Saat pasukan Rusia tampaknya masih tertahan di Ukraina, kian besar pula keinginan para agen intelijen itu untuk mencari tahu bagaimana Putin akan bereaksi di bawah tekanan.

Memahami isi kepalanya akan jadi sangat penting untuk menghindari eskalasi krisis di Ukraina ke tahap yang lebih berbahaya.

Ada spekulasi bahwa pemimpin Rusia itu sakit, tetapi banyak analis percaya bahwa dia sebenarnya terisolasi dan tertutup terhadap pandangan alternatif apa pun.

 Baca juga: Penyihir Ukraina Lancarkan Serangan Klenik, Gelar Ritual untuk Lengserkan Putin

Keterasingannya itu terlihat jelas dalam foto-foto pertemuannya, seperti ketika dia bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang berada di ujung meja panjang.

Itu juga terlihat dalam pertemuan Putin dengan tim keamanan nasionalnya sendiri menjelang perang.

Rencana militer awal Putin tampak seperti sesuatu yang dirancang oleh seorang perwira KGB, menurut seorang pejabat intelijen Barat.

Rancangan itu telah diciptakan oleh "komplotan rahasia" yang sangat ketat. Tapi hasilnya adalah kekacauan.

Para komandan militer Rusia tidak siap dan beberapa tentara pun pergi ke perbatasan tanpa mengetahui apa yang mereka lakukan.

Pembuat keputusan tunggal

Kalangan mata-mata Barat, lewat sumber yang tidak akan mereka ungkapkan, tahu lebih banyak tentang rencana itu daripada banyak kalangan di dalam kepemimpinan Rusia.

Tapi sekarang mereka menghadapi tantangan baru - memahami apa yang akan dilakukan pemimpin Rusia tersebut selanjutnya. Dan itu tidak mudah.

"Tantangan untuk memahami langkah Kremlin adalah bahwa Putin adalah pembuat keputusan tunggal di Moskow," jelas John Sipher, yang sebelumnya menjalankan operasi CIA di Rusia.

Dan meskipun pandangan-pandangannya sering dibuat jelas lewat pernyataan publik, mengetahui bagaimana dia akan menindaklanjutinya adalah tantangan intelijen yang sulit.

"Sangat sulit dalam sistem yang dilindungi seketat di Rusia untuk memiliki intelijen yang bagus tentang apa yang terjadi di dalam kepala sang pemimpin terutama ketika begitu banyak rakyatnya sendiri tidak tahu apa yang sedang terjadi," kata Sir John Sawers, mantan kepala MI6 Inggris, kepada BBC.

Putin, kata para pejabat intelijen, terisolasi dalam gelembung buatannya sendiri. Gelembung itu sulit ditembus oleh informasi dari luar, terutama yang mungkin menentang apa yang dia pikirkan.

"Dia adalah korban dari propagandanya sendiri dalam arti bahwa dia hanya mendengarkan sejumlah orang tertentu dan menghalangi yang lainnya.

Ini memberinya pandangan yang aneh tentang dunia," kata Adrian Furnham, seorang profesor psikologi dan salah satu penulis buku yang akan terbit berjudul The Psychology of Spies and Spying.

Risikonya adalah apa yang disebut "pemikiran kelompok" di mana setiap orang memperkuat pandangannya. "Jika dia adalah korban kelompok, kita perlu tahu siapa kelompoknya," kata Prof Furnham.

Lingkaran orang-orang yang berbicara dengan Putin tidak pernah besar. Tetapi ketika sampai pada keputusan untuk menyerang Ukraina, kelompok tersebut menyempit menjadi hanya segelintir orang, yaitu mereka yang memiliki pola pikir dan obsesi yang sama dengan Putin, menurut para pejabat intelijen Barat.

Gambaran betapa kecilnya lingkaran dalam Putin telah digambarkan ketika dia secara terbuka mencecar kepala Dinas Intelijen Luar Negerinya sendiri pada pertemuan keamanan nasional sebelum invasi. Itu adalah langkah yang tampaknya mempermalukan pejabat tersebut.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement