Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

10 Negara yang Merekrut Tentara Anak-Anak di Bawah Umur

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 14 April 2022 |13:10 WIB
10 Negara yang Merekrut Tentara Anak-Anak di Bawah Umur
Foto: Reuters.
A
A
A

Pada 2019, Child Soldiers International membantu 245 dari gadis-gadis ini kembali ke sekolah. Dengan dukungan mereka, tentara anak dan “istri” militer dapat menghindari stigmatisasi dan penganiayaan yang menyertai menjadi tentara anak.

3. Afghanistan

Polisi Nasional Afghanistan, Polisi Lokal Afghanistan dan tiga kelompok bersenjata termasuk pasukan Taliban, terdaftar sebagai pelaku perekrutan tentara anak oleh PBB pada 2015.

Pada tahun yang sama Child Soldiers International mewawancarai seorang anak laki-laki berusia 17 tahun dari Provinsi Kunar yang telah mendaftar ketika dia berusia 15 atau 16 tahun menggunakan kartu identitas palsu. Selama perekrutannya, hanya dokter yang menyelesaikan pemeriksaan kesehatannya yang menanyakan usianya.

Dia kemudian bergabung dengan kelompok yang terdiri dari sekira 60 rekrutan baru lainnya untuk pelatihan di Kabul. Dia berpikir bahwa sekitar seperempat dari mereka lebih muda darinya.

4. Irak

Pada 2017, ada 109 kasus perekrutan tentara anak yang dikonfirmasi di Irak, 59 di antaranya dikaitkan dengan kelompok Negara Islam (IS dahulu ISIS). Anak-anak digunakan sebagai pelaku bom bunuh diri, kombatan, pembuat bom dan “istri” tentara. Banyak organisasi militer yang berbeda di Irak menggunakan tentara anak “sukarela”, tetapi menurut hukum internasional, kelompok bersenjata non-negara tidak dapat merekrut anak-anak di bawah usia 18 tahun dalam keadaan apa pun.

5. Mali

Ada 159 kasus perekrutan tentara anak yang berdokumentasi di Mali pada 2017, tetapi negara itu telah mengambil langkah ke arah yang benar.

Setelah menandatangani Rencana Aksi dengan PBB pada Maret 2017, militer Mali mulai menyaring pasukan mereka untuk mengidentifikasi anak-anak. Namun, Mali dianggap masih gagal mengimplementasikan aspek lain dari Rencana Aksi tersebut.

Pada 1 Februari 2018, pemerintah Mali mengesahkan Deklarasi Sekolah Aman, yang melindungi penggunaan fasilitas pendidikan dalam pelatihan atau konflik militer.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement