Reuters melaporkan rangkaian demonstrasi yang dilakukan Paludan dan kelompoknya itu di penjuru Swedia mendapat izin pihak berwenang.
Polisi pun terlihat mengawal Paludan saat dia membakar Al-Qur'an di Linkoping pada pekan lalu. Sikap polisi Swedia itu yang disayangkan sejumlah kalangan.
Politisi kelahiran Turki Mikail Yuksel, yang mendirikan Partai Berbeda Warna di Swedia, mengatakan provokasi Islamofobia dari Paludan di bawah perlindungan polisi terus berlanjut di kota-kota di seluruh Swedia.
"Di Swedia, yang membela hak asasi manusia, kebebasan beragama dan hati nurani, Al-Qur'an justru dibakar di lingkungan Muslim di bawah perlindungan polisi," katanya seperti dikutip kantor berita Turki, Anadolu.
Dia pun menyayangkan bahwa polisi hanya menyerukan umat Islam untuk menggunakan akal sehat saat kitab suci mereka dibakar tepat di depan mata mereka. Seperti yang terjadi pada pecan lalu saat 200 demonstran memprotes aksi Paludan di Linkoping.
Kelompok itu mendesak polisi untuk tidak membiarkan Paludan melakukan tindakannya.
Setelah polisi mengabaikan seruan tersebut, insiden pecah dan kelompok tersebut menutup jalan untuk lalu lintas, melempari polisi dengan batu.