Rudkovskaya dan Venzel, 25, bekerja untuk Pusat Perawatan Medis Darurat dan Pengobatan Bencana di Wilayah Kharkiv. Direktur pusat tersebut, Victor Zabashta, mengatakan 50 dari 250 ambulansnya tidak berfungsi setelah terkena pecahan peluru.
Keduanya ditempatkan di Saltivka, sebuah distrik di pinggiran timur laut Kharkiv. Mereka mengatakan organisasi itu telah meregang sejak awal perang. Beberapa karyawannya memilih untuk meninggalkan Kharkiv ketika invasi dimulai, dan layanan tersebut telah menderita kerugian material yang signifikan dalam serangan Rusia selama dua bulan terakhir.
Lingkungan tersebut adalah salah satu yang paling terpukul di wilayah tersebut dan menjadi target pemboman Rusia saat ini. banyak gedung apartemen, toko, dan bahkan sekolah setempat telah hancur. Beberapa bagian lingkungan juga telah terputus dari layanan dasar seperti air dan listrik.
Namun terlepas dari pertempuran sengit, banyak penduduk Saltivka bertekad untuk tetap tinggal. Ketika lingkungan mereka dibom, mereka menyapu pecahan kaca, merapikan dan melanjutkan hidup mereka.
Sebagian besar sudah lanjut usia dan tidak punya tempat lain untuk pergi, menurut paramedis.
"Ketika kami menawarkan untuk membawa mereka ke rumah sakit atau tempat yang aman, mereka berkata, 'Kami tidak ingin pergi, kami akan tinggal di sini, ini rumah kami.' Dan mereka tinggal di sana. Kami masih memiliki orang yang tinggal di Saltivka, kami tidak tahu bagaimana caranya," terang Rudkovskaya.