CHRISTCHURCH - Salinan langka dari apa yang disebut "Alkitab Jahat" yang mendorong perzinahan telah ditemukan di Selandia Baru, demikian diumumkan Universitas Canterbury di Christchurch.
Artefak tersebut adalah salah satu dari sedikit salinan yang masih ada dari cetakan tahun 1631, yang tidak menghilangkan kata “tidak” dihilangkan dalam salah satu dari Sepuluh Perintah Tuhan. Ini menyebabkan salah satu dari aturan itu berbunyi "engkau harus melakukan perzinahan".
"Sampai sekarang diperkirakan bahwa segelintir yang ditemukan semuanya dapat ditemukan di perpustakaan Kepulauan Inggris dan Amerika Utara. Tetapi University of Canterbury sekarang dapat mengungkapkan salinan buku luar biasa yang sebelumnya tidak diketahui ini, ditemukan di Christchurch!," demikian disampaikan universitas dalam sebuah pernyataan yang dilansir Sputnik.
Menurut The Guardian, salinan ini ditemukan pada 2018, tetapi universitas memilih untuk tetap diam untuk memberi para sarjana dan konservator buku cukup waktu untuk melestarikan dan mempelajari buku tebal itu.