LONDON – Presiden Rusia Vladimir Putin sedang mempersiapkan perang panjang di Ukraina, demikian diperingatkan intelijen Amerika Serikat (AS). Peringatan itu muncul saat pertempuran sengit berlanjut di timur Ukraina, dimana Rusia berusaha merebut beberapa wilayah.
Moskow memfokuskan kembali pasukannya untuk merebut wilayah Donbass setelah Ukraina memberi perlawanan sengit dan mempertahankan ibu kotanya, Kiev. Namun terlepas dari ini, pasukan Rusia tetap menemui jalan buntu, kata intelijen AS.
Avril Haines, direktur intelijen nasional, mengatakan pada sidang komite Senat AS pada Selasa (10/5/2022) bahwa Putin masih berniat "untuk mencapai tujuan di luar Donbass", tetapi dia "menghadapi ketidaksesuaian antara ambisinya dan kemampuan militer konvensional Rusia saat ini".
Dia menambahkan bahwa presiden Rusia "mungkin" mengandalkan dukungan AS dan Uni Eropa untuk Ukraina melemah karena inflasi, kekurangan pangan dan harga energi memburuk.
Namun, presiden Rusia dapat beralih ke "cara yang lebih drastis" saat perang berlanjut, meskipun Moskow hanya akan menggunakan senjata nuklir jika Putin merasakan "ancaman eksistensial" ke Rusia.
Direktur Badan Intelijen Pertahanan Scott Berrier mengatakan pada sidang yang sama bahwa Rusia dan Ukraina "sedikit menemui kebuntuan ".