UKRAINA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menuduh Rusia pada Kamis (19/5/2022) menggunakan makanan sebagai senjata di Ukraina dengan menyandera pasokan makanan tidak hanya untuk jutaan orang Ukraina, tetapi juga jutaan orang di seluruh dunia yang bergantung pada ekspor Ukraina.
Di hadapan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Blinken mengimbau Rusia untuk berhenti memblokade pelabuhan Ukraina. Rusia diketahui menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu untuk melakukan apa yang disebut Moskow sebagai operasi militer khusus.
"Pemerintah Rusia tampaknya berpikir bahwa menggunakan makanan sebagai senjata akan membantu mencapai apa yang belum dilakukan invasi - untuk mematahkan semangat rakyat Ukraina," katanya. "Pasokan makanan untuk jutaan orang Ukraina dan jutaan lainnya di seluruh dunia telah benar-benar disandera oleh militer Rusia,” lanjutnya.
Baca juga: Sekjen PBB Sebut Perang Ukraina Bisa Memicu Kelaparan Dunia
"Keputusan untuk mempersenjatai makanan adalah milik Moskow dan Moskow sendiri," ujarnya.
"Sebagai akibat dari tindakan pemerintah Rusia, sekitar 20 juta ton biji-bijian tidak terpakai di silo Ukraina karena pasokan makanan global berkurang, harga meroket, menyebabkan lebih banyak lagi di seluruh dunia mengalami kerawanan pangan,” lanjutnya.
Baca juga: Krisis Pangan Global, Perang Rusia-Ukraina Jadi 'Kambing Hitam'
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sedang mencoba untuk menengahi "kesepakatan paket" yang akan memungkinkan Ukraina untuk melanjutkan ekspor makanan melalui Laut Hitam dan menghidupkan kembali produksi makanan dan pupuk Rusia ke pasar dunia.
Baca Juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, Pengawas KKP Lakukan Upacara Bawah Laut