Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Raja Yordania Tempatkan Adik Tirinya, Pangeran Hamzah di Tahanan Rumah

Rahman Asmardika , Jurnalis-Jum'at, 20 Mei 2022 |17:02 WIB
Raja Yordania Tempatkan Adik Tirinya, Pangeran Hamzah di Tahanan Rumah
Pangeran Hamzah dari Yordania. (Foto: Reuters)
A
A
A

AMMAN - Raja Yordania Abdullah II telah memberlakukan pembatasan pada pergerakan, tempat tinggal dan komunikasi saudara tirinya Pangeran Hamzah, memperluas keretakan di antara keluarga Kerajaan Yordania.

Dalam sebuah surat publik dengan kata-kata keras yang diterbitkan pada Kamis (19/5/2022), Raja Abdullah II mengatakan dia telah memutuskan tindakan tersebut karena “perilaku dan aspirasi yang tidak menentu” dari Pangeran Hamzah.

BACA JUGA: Pangeran Hamzah Ditangkap, Menlu Yordania Sebut Ada Pihak Asing Terlibat Rencana Kudeta

“Kami akan memberi Hamzah semua yang dia butuhkan untuk menjalani kehidupan yang nyaman, tetapi dia tidak akan memiliki ruang yang pernah dia gunakan untuk menyinggung bangsa, institusinya, dan keluarganya, atau untuk merusak stabilitas Yordania,” kata Raja Abdullah II dalam surat itu, sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Raja Abdullah II menambahkan bahwa saudara tirinya selama setahun terakhir ini telah "menghabiskan semua kesempatan untuk memulihkan dirinya di jalan yang benar".

Pengumuman itu menandai babak terbaru dalam perselisihan yang sedang berlangsung di istana. Tahun lalu Pangeran Hamzah ditempatkan di bawah penahanan, membuat perselisihan internal keluarga kerajaan terungkap ke publik.

Abdullah dan Hamzah adalah putra Raja Hussein, yang memerintah Yordania selama hampir setengah abad sebelum meninggal pada 1999.

BACA JUGA: Protes Kebijakan, Pangeran Hamzah dari Yordania Lepas Gelar Kerajaan

Raja Abdullah telah menunjuk Hamzah sebagai putra mahkota setelah suksesi, tetapi kemudian melucuti gelar itu dan sebagai gantinya mengangkat putranya sendiri sebagai pewaris sebagaimana diatur dalam konstitusi negara.

Pangeran Hamzah ditempatkan di bawah tahanan rumah tahun lalu setelah dituduh mencoba mengacaukan monarki, dalam plot yang didukung asing.

Dia kemudian terhindar dari hukuman setelah berjanji setia kepada raja, tetapi mantan kepala penasihat kerajaan, Bassem Awadallah, dan seorang bangsawan kecil dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena keterlibatan mereka dalam skema yang dituduhkan.

Menurut Istana Kerajaan, Hamzah mengatakan dalam permintaan maaf yang dikirim ke Abdullah pada Maret bahwa dia berharap “kita dapat membalik halaman bab ini dalam sejarah negara dan keluarga kita”.

Pembatasan gerakan Hamzah dilonggarkan setelah dia mengeluarkan mea culpa, di mana dia berjanji untuk tidak bertindak melawan kepentingan penguasa Yordania.

Tetapi bulan lalu dia mengumumkan bahwa dia melepaskan gelar kerajaannya, dengan mengatakan bahwa keyakinannya tidak dapat didamaikan dengan “pendekatan, kebijakan, dan metode saat ini” dari lembaga-lembaga Yordania.

Langkah itu membuat marah istana, yang mengatakan bahwa di bawah hukum keluarga kerajaan, gelar hanya dapat dicabut oleh raja.

Dalam surat pada Kamis, Abdullah mengecam saudara tirinya, dengan mengatakan bahwa dia “tidak akan pernah membiarkan Yordania disandera oleh keinginan seseorang yang tidak melakukan apa pun untuk melayani (Yordania)”.

Kecaman publik yang diucapkan dengan keras oleh raja menandai langkah yang berpotensi berisiko. Hamzah telah menikmati popularitas yang cukup besar di Yordania, terutama di antara suku-sukunya, yang secara tradisional menjadi landasan dukungan bagi keluarga kerajaan.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement