“Semua tindakan pembatasan yang diberlakukan terhadap ekspor Rusia harus dibatalkan,” ujarnya.
Awal bulan ini, Wakil Ketua Dewan Keamanan Dmitry Medvedev menekankan bahwa Rusia tidak akan mengekspor makanan yang merugikan penduduknya sendiri. Mengacu pada sanksi anti-Rusia, mantan Presiden Rusia itu juga mengatakan bahwa Barat dapat menyalahkan “kretinisme kosmik”-nya sendiri atas krisis pangan yang mengancam.
Amerika Serikat (AS), Inggris, Uni Eropa dan banyak negara lain telah menjatuhkan hukuman berat kepada Rusia sebagai tanggapan atas operasi militernya di Ukraina. Menurut Guterres, serangan Rusia di negara tetangga itu telah menambah masalah yang sudah mempengaruhi situasi di pasar pangan, yaitu perubahan iklim dan dampak dari pandemi Covid-19.
Guterres meminta Moskow untuk berhenti memblokir ekspor makanan dari pelabuhan Ukraina tetapi pada saat yang sama menjelaskan bahwa pupuk dan produk makanan dari Rusia harus diizinkan untuk mencapai pasar dunia tanpa hambatan.
Rusia dan Ukraina diketahui pemasok gandum utama, yang menyumbang sekitar 30% dari ekspor global. Harga telah meningkat secara signifikan sejak peluncuran serangan militer Rusia dan sanksi berikutnya yang dikenakan pada Moskow.
Guterres dan Medvedev menyebutkan fakta bahwa Rusia, Ukraina, dan Belarusia adalah pemimpin dalam produksi pupuk juga memperburuk situasi di pasar pangan global.
(Susi Susanti)