RUSIA – Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan, Senin (23/5/2022), sanksi yang dijatuhkan ke Rusia adalah penyebab sebenarnya krisis pangan global yang membayangi, bukan invasi Rusia.
Dia mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin setuju dengan pendapat Sekretaris Jenderal Persekutuan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres bahwa ada risiko kelaparan global.
"Itu benar. Tetapi ketika berbicara tentang gandum, presiden mengatakan bahwa sanksi dan pembatasan yang dikenakan menyebabkan keruntuhan yang sekarang kita saksikan,” terangnya.
Peskov mencatat bahwa baik Rusia maupun Ukraina selalu menjadi pengekspor biji-bijian yang dapat diandalkan dan bahwa Moskow sama sekali tidak mencegah Kiev mengekspor biji-bijian ke Polandia dengan kereta api. Dia juga menekankan bahwa ketika Polandia mengirim senjata melalui kereta api ke Kiev, tidak ada yang mencegah mereka mengekspor gandum kembali dengan kereta yang sama.
Baca juga: Menlu AS Tuduh Rusia Gunakan Makanan Sebagai Senjata Perang di Ukraina, Rusia: Tuduhan Salah Alamat!
Mengenai transportasi laut, juru bicara Kremlin menuduh pasukan Ukraina menanam ranjau laut di Laut Hitam. Menurut Peskov, tindakan seperti itu membuat perdagangan dan pengiriman "hampir tidak mungkin" dan tindakan khusus perlu diambil untuk melanjutkan navigasi.
Baca juga: Krisis Pangan Global, Perang Rusia-Ukraina Jadi 'Kambing Hitam'
“Dan kalau soal jalur alternatif, sekali lagi, kita bukan sumber masalah yang menyebabkan ancaman kelaparan dunia. Sumber masalah ini adalah mereka yang menjatuhkan sanksi, dan sanksi itu sendiri,” klaimnya.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrey Rudenko mengatakan bahwa tuduhan bahwa Moskow memblokir ekspor gandum Ukraina di pelabuhan Laut Hitam, sehingga menyebabkan defisit di pasar gandum, "tidak lebih dari spekulasi."