Yang menarik, mendapatkan pujian bertubi-tubi dari berbagai kalangan tak membuat Anies jumawa. Ia justru menunjukkan sikap seorang negarawan yang matang, dengan tetap merendah dan menganggap bahwa keberhasilan hajatan ini adalah hasil dari kerja-kerja kolektif dan kolaboratif dengan berbagai banyak pihak.
“Di balik kesuksesan acara Jakarta E-Prix kemarin, ada ribuan tangan yang terlibat mewujudkannya. Petugas konstruksi, petugas kesehatan, pengemudi transportasi, penyedia makanan, pengurus perizinan, dan banyak lagi yang bekerja dalam sunyi. Apresiasi setinggi-tingginya untuk setiap dan semua dari mereka,” ujarnya, di akun Facebook miliknya (5/6/2022).
Anies melanjutkan, mereka tak hanya membangun sirkuit, tapi membangun kebanggaan bagi kota dan negara. Mereka tak hanya menggelar balapan, tapi menggelar rasa percaya diri bagi bangsa. “Karena mimpi adalah kunci, dan mereka semua telah berlari tanpa lelah untuk meraihnya. Salam hormat dari kami semua,” kata Anies.
Baca juga: Disebut Tak Dipakai di Formula E Jakarta, Rara Pawang Hujan Beri Jawaban
Melalui tangan dinginnya, Anies ingin membuktikan satu hal, bahwa kita mampu hadirkan pagelaran global dengan kerja cepat dan mutu tinggi. Bahwa kita peduli dengan masa depan bumi, lingkungan yang lestari, dengan memanfaatkan teknologi.
Terdapat satu hal yang menonjol dari hajatan Formula E yang disiarkan langsung di lebih dari 170 negara ini, yaitu kampanye bebas emisi karbon yang dikumandangkan Jakarta pada dunia. Inilah kegiatan kelas dunia yang mengkampanyekan zero emisi dan Jakarta langit biru. Formula E adalah sejarah baru yang menggelorakan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan.
Tak berlebihan bila disebut bahwa keberhasilan balapan Formula E menjadi role model dalam perumusan kebijakan publik hingga mengeksekusinya dengan gemilang. Ada perencanaan yang terukur berbasis data dan pengetahuan, serta eksekusi yang matang dan terencana hingga mampu menyuguhkan tontonan berkelas dunia.
Sebagaimana ucapan Anies sendiri, kita juga perlu berharap bahwa semua ini tak akan berhenti di ajang Formula E. Justru ajang balapan yang juga akan digelar tahun depan ini menjadi gerbang baru mewujudkan Jakarta menjadi kota global yang berdiri sama tinggi dengan megapolitan dunia lainnya. Menjadi ajang pembuktian bahwa anak-anak bangsa Indonesia tak bisa diremehkan, tak mau hanya berdiri di pinggir lapangan, dan tak segan untuk berada di paling depan.
Qusyaini Hasan
Pemerhati Sosial dan Perkotaan
(Fakhrizal Fakhri )