Menurutnya, Mbah Dim memiliki akhlak terpuji sebagai pribadi yang bersahaja, mandiri dan independen. Guna membiayai kebutuhan pondok pesantren yang diasuhnya, lanjut Khaliq, diperoleh dari hasil tambak dan sawah yang cukup luas.
"Sehingga, tidak ada ketergantungan Mbah Dim pada pihak manapun," pungkas Khaliq.
Khaliq mengaku interaksi dirinya dengan Mbah Dim terjadi cukup lama dan intens pada kurun waktu tahun 1992-2003.
Ini dimulai saat keduanya sama-sama dilantik sebagai Anggota MPR-RI pada 1992-1997 dan masuk ke dalam Fraksi yang sama, yaitu PPP.
"Meski Mbah Dim berasal dari unsur Utusan Daerah Jawa Tengah, tetapi dalam pengelompokan politik masuk di dalam Fraksi PPP bersama saya yang mewakili perimbangan partai politik," ujar Khaliq.