India juga baru-baru ini menyaksikan protes besar dari umat Islam atas komentar yang dibuat oleh seorang politisi tentang Nabi Muhammad.
Pekan lalu, polisi di negara bagian Rajasthan menangkap dua pria Muslim yang dituduh membunuh seorang pria Hindu, dan merekam aksi mereka dalam sebuah video. Kedua pelaku mengatakan tindakan itu sebagai pembalasan atas dukungannya atas pernyataan tersebut.
Beberapa pengguna Twitter mengatakan penggambaran dewi di poster itu merupakan penghinaan terhadap agama Hindu dan menyerukan tindakan hukum terhadap pembuat film tersebut.
Yang lain meminta agar semua sentimen keagamaan dihormati.
Juru Bicara Partai Bharatiya Janata (BJP) Vinit Goenka yang berkuasa mengatakan proyeksi sang dewi melukai "sentimen orang India di seluruh dunia" dan meminta pemerintah India untuk memastikan tweet itu dihapus.
Seorang pengacara di ibukota, Delhi, mentweet bahwa dia telah mengajukan pengaduan polisi terhadap Manimekalai.
Sutradara, yang berasal dari negara bagian selatan Tamil Nadu, adalah mahasiswa film di Toronto. Dia termasuk di antara 18 mahasiswa pascasarjana yang dipilih di bawah program yang dikelola oleh Universitas Metropolitan Toronto untuk membuat karya tentang multikulturalisme.
Film itu, kata Manimekalai, adalah "pemotretan candid" tentang dirinya yang berpakaian seperti seorang dewi yang berjalan-jalan di Toronto.
"Dalam film saya, Kali memilih saya sebagai roh, memegang bendera Kebanggaan dan kamera di tangannya dan bertemu Bangsa Pertama (masyarakat adat), Orang-orang Afrika, Asia, keturunan Persia, Yahudi, Kristen, Muslim dan alam semesta mini yang dapat ditangkap seseorang di seluruh bagian Kanada mana pun," katanya.