BANDUNG – Kendati Jawa Barat saat ini telah memasuki musik kemarau, namun masyarakat diminta tetap waspada terhadap potensi terjadinya bencana hidrometrologi. Pada musim ini, diperkirakan curah hujan akan tetap tinggi.
“Dikatakan kemarau hujan karena intensitas curah hujannya di atas normal, melebihi 20-100 persen. Pada bulan Juni kemarin, curah hujannya sudah mencapai 80-100 persen dari normalnya,” jelas Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Muda Data dan Informasi BMKG Kota Bandung, Yan F. Permadhi, Kamis (21/7/2022).
BACA JUGA:KPK Panggil Sekretaris Pribadi Mantan Bupati Koloka Timur Terkait Kasus Dana PEN
Dia menjelaskan, faktor terjadinya kemarau basah ini karena aktifnya la nina yang sudah berjalan sejak tahun lalu. Namun, memang kondisi sekarang la nina mulai lemah. Perkiraan netralnya akan berlangsung di September.
“Pada kemarau basah ini, warga harus waspada dengan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan angin kencang. Bahkan, ke depannya bisa terjadi kekeringan sampai kesulitan air bersih. Itu yang harus dipersiapkan oleh warga,” imbaunya.
BACA JUGA:Perusahaan Buang Limbah ke Sungai, Bikin Citarum Menghijau
Untuk wilayah Kota Bandung paling banyak akan terjadi bencana hidrometeorologi berupa banjir genangan. Selain itu, warga juga harus selalu menjaga kesehatan karena perubahan suhu yang sangat tinggi, dari panas ke dingin ataupun sebaliknya.